Smartfren Uji Coba Internet 5G Kecepatan hingga 1,8 Gigabyte per Detik

Arief Kamaludin | Katadata
Suasana Launching Smartfren 4G LTE Advance di Jakarta
17/6/2021, 18.03 WIB

Operator seluler Smartfren menguji coba jaringan internet generasi kelima alias 5G. Kecepatan pengiriman datanya hingga 1,8 Gigabyte per detik atau enam kali lebih cepat ketimbang 4G.

President Director Smartfren Merza Fachys mengatakan, perusahaan menggunakan frekuensi 28 GHz. Spektrum ini termasuk milimeter-wave (mmWave) atau pita frekuensi yang tergolong cukup tinggi.

Merza mengatakan, frekuensi 28 GHz bisa dimanfaatkan untuk layanan hiburan, kesehatan, dan transportasi. "Kami tidak ingin sepotong-sepotong. Oleh sebab itu, kami harus menyiapkan frekuensi yang ada agar existing customer tidak terganggu," ujarnya saat konferensi pers virtual, Kamis (17/6).

Untuk menguji coba internet 5G, Smartfren mendapatkan dukungan dari ZTE dan Qualcomm.

Perusahaan menerapkan dua skenario uji coba menggunakan MiFi atau modem wifi yang dihubungkan ke headset berbasis virtual reality (VR) dan augmented reality (AR).

Headset VR menayangkan video Wonderful Indonesia milik Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Selain itu, uji coba 5G menggunakan streaming game VR.

Berdasarkan pengujian dengan dua skenario itu, kecepatan jaringan 5G Smartfren hingga lebih dari 1,8 Gbps. Ini lima sampai enam kali lipat kecepatan 4G.

Kecepatan internet masing-masing generasi jaringan internet 2G hingga 5G (Phone Arena)

Pada 2019, Smartfren menguji coba 5G pada frekuensi 28 Ghz di pusat produksi minyak Marunda Reffinery di Marunda, Jawa Barat. Saat itu, kecepatannya tembus 8,7 Gbps.

Merza menyampaikan, perusahaan tak mau bergegas meluncurkan internet 5G untuk konsumen. "Kami tidak ingin terburu-buru, kalau ujung-ujungnya hanya sekadar on," ujarnya.

Oleh karena itu, perusahaan bersiap menyiapkan infrastruktur. "Kami menyiapkan pendukungnya lewat fiber optic dan dapat kapasitas latensi," kata dia.

Smartfren melalui anak usaha, Smart Telecom pun mengkaji merger dengan Mora Telematika (Moratelindo). Rencana ini pertama kali disampaikan oleh manajemen Smartfren dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) pekan lalu.

Smart Telecom menandatangani perjanjian bersyarat dengan Moratelindo. Ini terkait rencana penyertaan modal oleh Smart Telecom atas saham baru yang dikeluarkan dari portebel Moratel 20,5%. Transaksi merger diperkirakan Rp 360 miliar.

Merger tersebut bertujuan memperkuat infrastruktur telekomunikasi Smartfren. Sebab, proses fiberisasi mempermudah perusahaan menggelar 5G.

Dengan persiapan itu, Smartfren pun bersiap Uji Laik Operasi (ULO) 5G. ULO merupakan bagian dari tahapan menuju gelaran jaringan 5G oleh operator seluler.

Mengacu pada Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Nomor 1 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi, operator seluler harus menjalankan proses ULO sebelum menyediakan teknologi baru seperti 5G kepada pasar.

Direktur Standardisasi Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Kominfo Mulyadi mengatakan, Smartfren tinggal menunggu kesiapan agar 5G segera digelar. "Kami berharap uji coba bisa mendorong ekosistem, usecase, dan layanan baru 5G," katanya.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan