Cara Smartfren, Tri, Indosat, XL Axiata Susul Telkomsel Sediakan 5G
Operator seluler Smartfren, Indosat, Tri, dan XL Axiata menyiapkan beberapa rencana untuk menyediakan jaringan internet generasi kelima alias 5G. Perusahaan telekomunikasi milik negara, Telkomsel lebih dulu menggelar layanan ini sejak pekan lalu (27/5).
Smartfren melalui anak usaha, Smart Telecom mengkaji merger dengan Mora Telematika (Moratelindo). Rencana ini pertama kali disampaikan oleh manajemen Smartfren dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) pekan lalu.
Pekan lalu (25/5), Smart Telecom menandatangani perjanjian bersyarat dengan Moratelindo. Ini terkait rencana penyertaan modal oleh Smart Telecom atas saham baru yang dikeluarkan dari portebel Moratel 20,5%.
Transaksi merger diperkirakan Rp 360 miliar. "Lewat langkah ini, kami yakin bisa memperkuat infrastruktur telekomunikasi melalui proses fiberisasi, sehingga semakin siap menghadirkan 5G," kata Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys kepada Katadata.co.id, Rabu (2/6)
Merger tersebut bertujuan memperkuat infrastruktur telekomunikasi Smartfren. Sebab, proses fiberisasi mempermudah perusahaan menggelar 5G.
Smartfren pun terus melakukan kajian mendalam agar implementasi maupun ekosistem 5G siap digelar. "Smartfren secara teknologi sudah siap untuk menggelar (5G) kapan pun pada saat yang tepat," kata Merza.
Sedangkan XL Axiata memilih berfokus menyiapkan ekosistem 5G terlebih dahulu. Salah satu caranya, berkolaborasi dengan perusahaan layanan teknologi global NTT Ltd dalam membangun infrastruktur teknologi berbasis private cloud.
Director sekaligus Chief Technology Officer XL Axiata, I Gede Darmayusa mengatakan bahwa butuh kesiapan matang dari segi jaringan maupun ekosistem pendukung sebelum menggelar 5G. "Kerja sama dengan NTT merupakan bagian dari upaya kami untuk memperkuat ekosistem itu," ujar Gede dalam siaran pers, pekan lalu (23/5).
Melalui kolaborasi itu, XL dapat mengotomatisasikan proses penyediaan dan permintaan layanan teknologi informasi yang berulang. Solusi dari NTT akan membantu operator seluler meningkatkan produktivitas sumber daya teknologi informasi dan menyederhanakan operasional pemulihan cadangan data.
Hasilnya, XL Axiata dapat menikmati pengurangan biaya dan peningkatan visibilitas end to end untuk setiap divisi. Perusahaan juga dapat mempercepat kelincahan layanan, serta menyederhanakan konfigurasi jaringan dan keamanan.
Perusahaan telekomunikasi lainnya, Indosat masih berkordinasi intensif dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk seluruh proses Uji Laik Operasi (ULO) 5G.
"Secara paralel, kami terus menyiapkan ekosistem jaringan untuk mendukung 5G," ujar SVP-Head of Corporate Communications Steve Saerang kepada Katadata.co.id, Senin (31/5).
Beberapa ekosistem yang disiapkan yakni kerapatan akses (build new sites), fiberisasi termasuk segment routing IPv6 hingga model operasi digital dengan kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI).
Kemudian Tri, sudah menguji coba 5G sejak 2019. "Berbagai inovasi teknologi juga kami lakukan untuk mempersiapkan jaringan yang 5G ready," ujar Wakil Presiden Direktur & Chief Sales Officer 3 Indonesia M Buldansyah.
Menurutnya, dalam menggelar jaringan 5G, perlu persiapan dari sisi internal dan menambahkan spektrum yang memadai.
Saat ini, perusahaan berfokus mengembangkan 4,5G pro yang lebih luas. "Maka, masyarakat Indonesia bisa terkoneksi dengan internet untuk memenuhi kebutuhan digital mereka," katanya.
Sebelumnya, Telkomsel resmi menggelar jaringan internet 5G secara terbatas dan bertahap di enam lokasi residensial di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek). Keenamnya yakni Kelapa Gading, Pondok Indah, Pantai Indah Kapuk (PIK), BSD, Widya Chandra, dan Alam Sutera.
Kemudian, jaringan 5G digelar bertahap di Solo, Medan, Balikpapan, Denpasar, Batam, Surabaya, Makassar, dan Bandung.
Telkomsel menjadi operator seluler pertama yang menggelar 5G di Indonesia karena telah menerima Surat Keterangan Laik Operasi (SKLO) teknologi 5G dari Kominfo. Perusahaan mengatakan, SKLO membuktikan bahwa perusahaan memenuhi seluruh persyaratan dan regulasi yang berlaku untuk mengoperasikan layanan 5G secara komersial di Nusantara.
Anak usaha Telkom itu juga menang lelang spektrum frekuensi 2,3 Ghz. Frekuensi ini masuk dalam salah satu tingkatan yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan 5G.
Sebelum memberikan SKLO kepada Telkomsel, Kominfo menguji coba 5G sebanyak 12 kali sejak 2017 hingga 2020. Ini dilakukan bersama lima operator seluler nasional.