Bos Instagram Beberkan Strategi Untuk Saingi TikTok dan YouTube

alexey malkin|123RF.com
Ikon aplikasi Instagram pada close-up layar iPhone Apple.
2/7/2021, 14.44 WIB

Aplikasi media sosial Instagram berencana mengubah strateginya demi bisa bersaing dengan TikTok dan YouTube. Ke depan, Instagram akan berubah dari platform berbagi foto menjadi platform berbagi video, seperti dua pesaingnya itu.

Hal tersebut diungkapkan oleh Head of Instagram Adam Mosseri. "Kami bukan lagi aplikasi berbagi foto," kata Mosseri kepada CNBC Internasional, dikutip Jumat (2/7).

Dia menambahkan bahwa ke depan perusahaan akan fokus mengembangkan layanan video, menampilkan video layar penuh di feed pengguna, juga memberikan rekomendasi video di platform, termasuk dari akun yang belum diikuti oleh pengguna.

Mosseri mengatakan bahwa upayanya fokus pada konten video merupakan cara untuk bersaing dengan TikTok dan YouTube. "Instagram akan bereksperimen untuk menyajikan video secara luas, mendalam, menghibur, dan mobile-first," ujar Mosseri. "Saat ini ada persaingan yang sangat serius. TikTok sangat besar, YouTube bahkan lebih besar."

Tahun lalu Instagram meluncurkan fitur Reels di lebih dari 50 negara, termasuk AS, Inggris, Jepang, dan Australia. Sementara pada Juni tahun ini, Instagram meluncurkan fitur tersebut di Indonesia.

Reels bukan aplikasi tersendiri, melainkan fitur yang ada di Instagram. Untuk mengakses layanan anyar ini, pengguna hanya perlu membuka kamera Instagram, lalu pilih Reels.

Nantinya, pengguna dapat melihat sejumlah tools atau alat untuk mengedit video pada bagian kiri. Tools itu meliputi "audio" untuk mencari klip suara yang disediakan Instagram. Pengguna juga bisa merekam audio sendiri. Kemudian "AR Effects".

Lalu "timer" dan "countdown" untuk mengatur waktu merekam klip video secara hands-free", align" yang membantu pengguna membuat transisi yang mulus dari satu klip ke yang lain, serta "speed" untuk mengatur kecepatan video atau audio.

Pengguna juga dapat merekam lebih dari satu klip pada fitur Reels secara bersamaan. Caranya, rekam klip pertama dengan menekan dan menahan tombol tangkap. Lalu, pengguna bisa merekam klip lainnya.

Sebelumnya, induk Instagram, Facebook juga meluncurkan aplikasi mirip TikTok bernama Lasso pada akhir 2018. Namun, aplikasi itu kemudian ditutup.

Diketahui, TikTok memang mulai mengancam Instagram seiring popularitas platform video pendek yang meningkat. Berdasarkan laporan We Are Social, pengguna aktif bulanan (monthly active user/MAU) TikTok mencapai 689 juta pengguna.

Aplikasi sama yang khusus digunakan di Tiongkok, Douyin, memiliki jumlah MAU sebanyak 600 juta. Jika keduanya digabungkan, maka jumlah penggunanya lebih besar dari Instagram (1,1 miliar MAU).

Sedangkan, jumlah MAU Instagram 1,2 miliar secara global per Januari 2021. Kemudian YouTube 2 miliar MAU. Sekitar 30-40% pengguna Instagram dan YouTube juga menggunakan TikTok. TikTok juga memiliki rata-rata engagement rate di atas Instagram.

Riset Influencer Marketing Hub pada 2019 menunjukkan persentasenya di TikTok berkisar antara 5-9% per unggahan, sementara Instagram hanya 1-7% per unggahan. Artinya, interaksi antarpengguna, seperti memberikan like dan komentar, lebih sering terjadi di TikTok.

 
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan