Facebook - LinkedIn Amankan Akun Pengguna Afganistan dari Taliban

Katadata
Logo media sosial
23/8/2021, 11.52 WIB

Facebook, Twitter, dan LinkedIn menyatakan bahwa mereka telah bergerak untuk mengamankan akun pengguna di Afganistan. Ini untuk melindungi data mereka agar tidak menjadi sasaran di tengah pengambilalihan negara oleh Taliban.

“Untuk sementara, Facebook menghapus kemampuan orang untuk melihat atau mencari daftar teman dari akun di Afganistan,” kata Kepala Kebijakan Keamanan Facebook Nathaniel Gleicher melalui akun Twitter, dikutip dari Reuters, akhir pekan lalu (21/8).

Gleicher juga mengatakan, perusahaan meluncurkan ‘tools sekali klik’ bagi pengguna di Afganistan untuk mengunci akun. Ini supaya orang-orang yang bukan teman di Facebook tidak dapat melihat unggahan atau membagikan foto profil mereka.

Itu dilakukan setelah kelompok hak asasi manusia menyuarakan keprihatinan bahwa Taliban dapat menggunakan platform online untuk melacak histori digital atau koneksi sosial Afganistan. Amnesty International mengatakan, ribuan warga Afganistan, termasuk akademisi, jurnalis dan pembela hak asasi manusia, berada pada risiko serius karena Taliban.

Sedangkan Twitter Inc mengatakan, perusahaan berkoordinasi dengan mitra masyarakat sipil untuk memberikan dukungan kepada kelompok-kelompok di Afganistan. Selain itu, bekerja sama dengan Internet Archive untuk mempercepat permintaan langsung untuk menghapus tweet yang diarsipkan.

Jika individu tidak dapat mengakses akun yang berisi informasi yang dapat membahayakan mereka, seperti pesan langsung atau pengikut, perusahaan dapat menangguhkan akun sementara. Penangguhan dilakukan sampai pengguna mendapatkan kembali akses dan dapat menghapus konten mereka.

Twitter juga mengatakan, memantau akun yang berafiliasi dengan organisasi pemerintah secara proaktif. Perusahaan juga mungkin menangguhkan sementara akun sambil menunggu informasi tambahan untuk mengonfirmasi identitas pengguna.

Sedangkan juru bicara LinkedIn mengatakan, situs jaringan profesional ini telah menyembunyikan sementara koneksi pengguna di Afganistan. Dengan begitu, pengguna lain tidak dapat melihatnya.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan