Anak usaha Amazon di bidang komputasi awan (cloud), Amazon Web Services (AWS), mencatatkan peningkatan permintaan layanan di pasar Indonesia selama pandemi Covid-19. Permintaan paling tinggi berasal dari sektor kesehatan dan hiburan.
Managing Director ASEAN AWS, Conor McNamara, mengatakan peningkatan layanan di Indonesia datang dari startup hingga korporasi yang mulai menggunakan layanan cloud. Mereka mendigitalisasi bisnisnya untuk orientasi jangka panjang.
"Di pasar Indonesia adopsi cloud sangat besar," kata McNamara dalam konferensi pers virtual pada Rabu (1/12).
Namun, ia tidak menyebutkan jumlah peningkatan permintaan layanan cloud AWS di pasar Indonesia. Ia hanya mengatakan bisnis cloud Amazon secara global tumbuh di atas 30% selama pandemi Covid-19.
Terdapat dua sektor yang paling tinggi mengadopsi cloud di pasar Indonesia. Sektor pertama yaitu kesehatan yang membutuhkan cloud selama pandemi agar bisa mengelola data medis secara real-time.
"Kami melihat selama pandemi pasti platform telemedicine seperti Halodoc jelas berkembang," kata McNamara.
Kedua, sektor hiburan, seperti game dan video on-demand (VoD). Sebab, sektor tersebut mengolah data dalam jumlah yang besar. "Di pasar global, platform seperti Netflix berkembang pesat," katanya.
AWS menilai pasar Indonesia sangat potensial. Berdasarkan laporan berjudul The Future of Cloud in Asia Pacific dari Cisco dan BCG, pengeluaran infrastruktur informasi dan teknologi (IT), serta public cloud Indonesia merupakan yang terbesar di Asia Tenggara.
Pertumbuhan majemuk tahunan alias compound annual growth rate (CAGR) pengeluaran perusahaan di Indonesia untuk IT 13% selama 2020 - 2024. Sedangkan di Malaysia 10% dan Singapura 8%.
AWS menyiapkan sejumlah strategi guna meraup potensi pasar Indonesia yang besar itu. Salah satunya gencar berkolaborasi dengan perusahaan lokal.
Terbaru, AWS mengumumkan perjanjian kerja sama strategis (SCA) dengan PT Metrodata Electronics Tbk. Melalui kerja sama itu, AWS dan Metrodata akan menghadirkan solusi cloud inovatif dan komprehensif bagi organisasi-organisasi di Indonesia.
"Pengguna yang pindah ke cloud di Indonesia luar biasa. Mulai dari startup hingga perbankan," kata Direktur PT Metrodata Electronics Tbk Sjafril Effendi.
AWS juga menyasar pasar Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Sebab, jumlah UMKM mencapai 60 juta lebih dan hampir 16 juta di antaranya sudah merambah ekosistem digital.
Selain itu, AWS gencar mengembangkan infrastruktur di Indonesia. Raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS) ini membangun pusat data (data center) di Jawa Barat, Indonesia tahun ini.
Amazon memang telah mengkaji pembangunan pusat data di Indonesia sejak akhir 2018 lalu. Saat itu, Vice President Amazon Wernel Vogel bahkan menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan dan menyatakan rencana investasi US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14 triliun. Investasi tahap awal tersebut digunakan untuk mengembangkan layanan data center selama 10 tahun.