Laba operasional Samsung diperkirakan melonjak 50% pada kuartal IV 2021. Ini karena bisnis cip (chip) perusahaan asal Korea Selatan Samsung ini moncer.
Menurut data Refinitiv, laba operasional produsen ponsel pintar (smartphone) 13,9 triliun won atau Rp 161,9 triliun pada kuartal IV 2021. Angkanya naik lebih dari 50% dibandingkan kuartal IV 2020.
Samsung juga mencatatkan penjualan 77 triliun won atau Rp 888 triliun. Angkanya lebih besar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 61,5 triliun won atau Rp 731,9 triliun.
"Lonjakan laba Samsung berasal dari permintaan cip yang kuat antara Oktober dan Desember 2021," demikian dikutip dari GSM Arena, akhir pekan lalu (7/1).
Laba dari bisnis cip Samsung mencapai 9,7 triliun won. Angkanya lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya 3,85 triliun won.
Permintaan cip untuk merek keluaran Samsung, seperti DRAM dan NAND pada akhir tahun lalu memang tinggi. Namun harganya turun selama akhir tahun lalu.
Pembeli cip Samsung berasal dari industri smartphone, laptop hingga konsol game. Selain itu, investasi perusahaan ke pusat data yang membutuhkan server dalam jumlah besar meningkat. Ini memicu lonjakan permintaan cip.
Moncernya bisnis cip Samsung juga terjadi seiring kelangkaan cip sejak awal tahun lalu. Itu disebabkan tindakan mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang memasukkan beberapa perusahaan semikonduktor asal Cina ke dalam daftar hitam (blacklist) perdagangan maupun keamanan.
“Ini membuat permintaan cip akan tetap tinggi dan pasokan tetap terbatas. Kami perkirakan kelangkaan ini akan bertahan hingga 2022 atau 2023,” ujar Wakil Presiden Direktur Forrester, Glenn O’Donnell dikutip dari CNBC International, Mei 2021.