TV Digital Dimulai April, Ada Fitur Mitigasi Bencana dan Kontrol Anak
Pemerintah akan menyetop televisi atau TV analog pada April. Masyarakat diminta beralih ke TV digital yang memiliki fitur mitigasi bencana atau early warning system (EWS) hingga pengawasan anak.
Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat Mohamad Reza mengatakan, ada beberapa keuntungan dari peralihan TV analog ke TV digital alias analog switch off (ASO). “Gambar lebih jernih dan suara lebih bersih. Jadi, konten lebih nampak," katanya dalam diskusi bertajuk Set Top Box: Tak Kenal Maka Tak Digital, Jumat (18/2).
TV digital juga mempunyai fitur mitigasi bencana. Saat terjadi bencana alam, pengguna akan mendapatkan peringatan.
Ada juga fitur pengawasan anak atau parental lock. "Apabila orang tua tidak ingin anaknya menonton konten tertentu, maka itu bisa diproteksi di set top box dengan memakai kata sandi," katanya.
Selain itu, tayangan TV digital bersifat gratis.
Namun, menurutnya ada tiga tantangan yang mesti dihadapi dalam migrasi TV analog ke TV digital. Ketiganya yakni:
1. Literasi penggunaan perangkat
Masyarakat membutuhkan set top box untuk bisa menangkap sinyal siaran. Jenisnya ada beberapa yakni DVB-T2, DVB-C, DVB-S, dan DVB-IPTV. Sedangkan di Indonesia menggunakan DVB-T2 untuk menangkap siaran TV digital.
Menurut Reza, masyarakat di daerah masih banyak yang terkendala penggunaan alat pendukung ini.
"Apabila informasi tidak tersampaikan, maka migrasi tidak akan maksimal," ujarnya.
2. Keterjangkauan
"Ini karena masih ada sebagian wilayah yang blank spot," katanya.
Ini membuat di beberapa wilayah, siaran TV digital hanya menampung sedikit konten. Apalagi, jika jaringan tidak sampai, maka layar tidak akan menampilkan gambar sama sekali.
3. Membutuhkan perangkat lebih
Untuk beralih ke TV digital, masyarakat membutuhkan remot lain. “Kadang orang mengeluhkan remot jadi dua," katanya.
Direktur Standardisasi Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Mulyadi mengatakan, penyelenggara ASO akan dibagi dalam tiga tahapan yakni 31 April, 25 Agustus, dan 2 November 2022.
"Sekitar sembilan bulan lagi harus segera migrasi keseluruhan," katanya.
Pada tahap pertama, ada 56 wilayah yang dilakukan penyetopan TV analog. “Begitu migrasi dimulai, siaran analog berakhir. Tidak akan memancarkan siaran analog lagi,” katanya.
Kominfo menyarankan masyarakat migrasi ke TV digital tanpa perlu menunggu jadwal penyetopan TV analog. "Caranya, menggunakan set top box," katanya.
Kominfo dan penyelenggara multipleksing akan menyalurkan set top box gratis kepada warga miskin. Kementerian juga menghitung jumlah warga miskin yang berhak menerima bantuan ini.
Dalam proses pendistribusian set top box untuk rumah tangga miskin, Kominfo mengacu pada Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dari Kementerian Sosial. Menurut data tersebut, ada 7.985.820 rumah tangga miskin yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Setelah diverifikasi, 6.737.971 juta di antaranya berdomisili di daerah-daerah yang akan migrasi siaran TV analog ke TV digital. Dalam data yang diberikan oleh Kemensos itu, terdapat detail informasi penerima bantuan, seperti nama, NIK, KK hingga alamat lengkap.