TV Digital Dimulai April, Ada Fitur Mitigasi Bencana dan Kontrol Anak

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj.
Warga menonton televisi yang menayangkan langsung penyuntikan vaksin CoronaVac perdana di Jakarta, Rabu (13/1/2021).
18/2/2022, 17.09 WIB

Pemerintah akan menyetop televisi atau TV analog pada April. Masyarakat diminta beralih ke TV digital yang memiliki fitur mitigasi bencana atau early warning system (EWS) hingga pengawasan anak. 

Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat Mohamad Reza mengatakan, ada beberapa keuntungan dari peralihan TV analog ke TV digital alias analog switch off (ASO). “Gambar lebih jernih dan suara lebih bersih. Jadi, konten lebih nampak," katanya dalam diskusi bertajuk Set Top Box: Tak Kenal Maka Tak Digital, Jumat (18/2).

TV digital juga mempunyai fitur mitigasi bencana. Saat terjadi bencana alam, pengguna akan mendapatkan peringatan.

Ada juga fitur pengawasan anak atau parental lock. "Apabila orang tua tidak ingin anaknya menonton konten tertentu, maka itu bisa diproteksi di set top box dengan memakai kata sandi," katanya.

Selain itu, tayangan TV digital bersifat gratis. 

Namun, menurutnya ada tiga tantangan yang mesti dihadapi dalam migrasi TV analog ke TV digital. Ketiganya yakni:

1. Literasi penggunaan perangkat

Masyarakat membutuhkan set top box untuk bisa menangkap sinyal siaran. Jenisnya ada beberapa yakni DVB-T2, DVB-C, DVB-S, dan DVB-IPTV. Sedangkan di Indonesia menggunakan DVB-T2 untuk menangkap siaran TV digital.

Menurut Reza, masyarakat di daerah masih banyak yang terkendala penggunaan alat pendukung ini. 

"Apabila informasi tidak tersampaikan, maka migrasi tidak akan maksimal," ujarnya.

2. Keterjangkauan

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan