Huawei bekerja sama dengan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) dalam rangka pengembangan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia. Keduanya menargetkan 100 ribu talenta digital .
Raksasa teknologi asal Cina itu menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dengan Kemnaker, yang akan mengawal pelaksanaan dua perjanjian kerja sama strategis.
Keduanya yakni dengan Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (Binalavotas) Kemnaker dan Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Binwasnaker & K3) Kemnaker.
MoU itu akan mencakup tiga wilayah utama, yakni peningkatan mutu SDM melalui pelatihan dan sertifikasi vokasi, pelatihan bagi fasilitator atau training for trainer (TOT), serta pelaksanaan pengembangan dan pembinaan SDM dalam pelatihan kerja di ketinggian dan keselamatan serta kesehatan kerja (K3).
Dengan Direktorat Jenderal Binalavotas, Huawei akan mengembangkan serangkaian program TOT untuk memastikan bahwa alih pengetahuan dan keterampilan dilakukan secara konsisten. Ini disertai dengan program sertifikasi kompetensi standar industri.
Huawei juga mengembangkan silabus untuk kompetensi nasional bersama dengan Direktorat Jenderal Binalavotas guna mendorong kesesuaian jalur atau link-and-match antara SDM yang ada di dunia pendidikan dengan industri.
Dengan Direktorat Jenderal Binwasnaker & K3, Huawei akan mengembangkan pedoman baru dan memperkuat koordinasi untuk menjamin keselamatan kerja, khususnya terkait pekerjaan di ketinggian.
CEO Huawei Indonesia Jacky Chen mengatakan, kerja sama itu dilakukan saat krusial, ketika Indonesia mengantisipasi masa depan dunia kerja. Menurutnya, dunia berkembang pesat menuju pemanfaatan teknologi digital canggih seperti internet generasi kelima atau 5G, kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI), mesin pembelajar atau machine learning, Internet of Things (IoT), dan maha data (bigdata).
Sedangkan dalam mengimplementasikan teknologi tersebut, diperlukan tenaga kerja ahli dalam pemasangan jaringan nirkabel dan gelombang mikro, serta pekerjaan lapangan lainnya. Kemampuan ini juga akan ditransmisikan Huawei di Indonesia.
Jacky mengatakan, Huawei gencar bekerja sama dengan pemerintah Indonesia, termasuk Kemnaker agar bisa lebih banyak mencetak talenta digital. "Pada 2020, Huawei menyatakan komitmen untuk menyiapkan setidaknya 100 ribu SDM cakap digital. Ini untuk mendukung pencapaian tujuan pemerintah hingga 2025," katanya dalam siaran pers, Selasa (29/3).
Saat ini, Huawei mencetak separuh target talenta digital yang ditetapkan. "MoU dan perjanjian kerja sama strategis dengan Kemnaker merupakan satu lagi langkah kami untuk mencapai misi kami bagi Indonesia,” kata Jacky.
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan, Huawei Indonesia menyerap banyak tenaga kerja di Indonesia. "Huawei juga dapat membantu dalam mengatasi pandemi Covid-19 dan berperan mendekatkan Indonesia agar menjadi lebih terhubung,” katanya.
Sebelum MoU tersebut, Huawei telah berkolaborasi dengan Kemnaker dalam mengembangkan SDM di sektor telekomunikasi. Kerja sama ini terkait Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PNK3) Kemnaker pada 2018 dan Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Binalatas) Kemnaker pada 2019.
Huawei juga menandatangani perjanjian kerja sama dalam rangka memperkuat kolaborasi dalam pembelajaran online dan pelatihan lapangan. Lebih dari 3.000 orang penerima manfaat pelatihan selama empat tahun terakhir.