Grab, Ruangguru, Shopee, dan induk Gojek, GoTo melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada akhir tahun ini. Para startup jumbo ini berfokus menggenjot efisiensi guna menekan kerugian.
Ruangguru mengatakan bahwa perusahaan melakukan PHK terhadap ratusan karyawan. Perusahaan mengaku terkena dampak menurunnya perekonomian global.
"Kami meminta maaf atas kegagalan kami dalam memprediksi dan mengantisipasi situasi ekonomi yang berkembang cepat," kata Co-Founder sekaligus CEO Ruangguru Belva Devara melalui Instagram, Sabtu (19/11).
Ia menyampaikan, Ruangguru tetap optimistis terhadap prospek dan posisi unik perusahaan di sektor teknologi. Dia juga mengklaim bahwa startup-nya masih menjadi platform belajar online terbesar di Indonesia.
Belva mengatakan, Ruangguru masih akan terus berinovasi. Salah satunya, berfokus pada metode pembelajaran hybrid alias online dan offline. Selain itu, membuka 100 lebih learning centers di Indonesia.
“Kami yakin dengan terus bekerja secara efektif dan efisien, kami akan keluar dari tantangan ekonomi global ini lebih kuat dan tangguh dari sebelumnya," katanya.
Ruangguru mengakuisisi startup penyedia bimbingan beasiswa luar negeri, Schoters pada Juli. Belva mengatakan, ini bertujuan menambah vertikal bisnis lain di bidang pendidikan.
"Banyak pengguna kami yang ingin kuliah di luar negeri. Namun, persiapan sendiri kuliah ke luar negeri ini susah sekali. Setelah akuisisi, nanti bisa lewat Schoters," kata Belva dalam konferensi pers di Jakarta, pada Juli (4/7).
Ruangguru juga mengakuisisi startup pelatihan pemrogaman alias coding Kalananti pada Juni. Perusahaan rintisan ini pun menyediakan pembelajaran coding bagi anak-anak.
Anak-anak bisa bermain Roblox atau menjajal pengalaman coding lainnya. "Kami masuk ke vertikal (bisnis) lainnya di bidang pendidikan, salah satunya membuat sekolah coding untuk anak," kata Belva dalam konferensi pers virtual, Juni (20/6).
Ruangguru pun dikabarkan meraup laba operasional US$ 1,8 juta atau sekitar Rp 25,6 miliar pada 2020. Selain itu, disebut-sebut mendekati status unicorn atau valuasi di atas US$ 1 miliar.
Rencana Bisnis GoTo, Grab, dan Shopee Pasca-PHK
GoTo mengonfirmasi akan memangkas 1.300 pegawai atau 12% dari total. Manajemen mengatakan, perusahaan harus mengambil keputusan sulit ini di tengah kondisi perlambatan makroekonomi.
"Tantangan makroekonomi global berdampak signifikan bagi para pelaku usaha di seluruh dunia. GoTo, seperti layaknya perusahaan besar lainnya, perlu beradaptasi untuk memastikan kesiapan perusahaan menghadapi tantangan ke depan," kata manajemen, Jumat (18/11).
Manajemen menyatakan bahwa PHK merupakan keputusan sulit yang tidak dapat dihindari. Ini supaya perusahaan lebih lincah dan mampu menjaga tingkat pertumbuhan, sehingga terus memberikan dampak positif bagi jutaan konsumen, mitra pengemudi, dan pedagang.
Manajemen mengatakan, perusahaan harus mengakselerasi upaya untuk menjadi bisnis mandiri secara finansial dan tumbuh berkelanjutan dalam jangka panjang. Caranya yakni, berfokus pada layanan inti, yaitu on-demand, e-commerce, dan teknologi finansial (fintech).
Menurut manajemen, GoTo telah mencatatkan pertumbuhan konsisten di bidang ini. Utamanya, ddidorong oleh strategi yang menyasar peningkatan jumlah pengguna multiplatform, alokasi insentif secara efektif, serta membangun sinergi terintegrasi dalam ekosistem.
Untuk mendukung percepatan pertumbuhan, GoTo melakukan evaluasi terkait optimalisasi beban biaya secara menyeluruh, termasuk penyelarasan kegiatan operasional, integrasi proses kerja, dan melakukan negosiasi ulang berbagai kontrak kerja sama sejak awal tahun.
Shopee juga mengumumkan melakukan PHK di Indonesia pada pertengahan September (19/9). Namun jumlahnya tidak disebutkan.
Namun induk Shopee, Sea Ltd disebut-sebut melakukan PHK sekitar 7.000 pegawai dalam enam bulan terakhir. Porsinya sekitar 10% dari total karyawan.
Raksasa teknologi Singapura itu memiliki 67 ribu pegawai per tahun lalu di banyak negara, termasuk Indonesia. Jika berkurang 7.000, maka jumlahnya diprediksi 60 ribu karyawan saat ini.
Katadata.co.id sudah mengonfirmasi laporan Bloomberg tersebut kepada Shopee. Namun belum ada tanggapan.
PHK dilakukan untuk menekan kerugian. “Perusahaan berjuang membendung kerugian yang membengkak dan memenangkan kembali (hati) investor,” kata sumber Bloomberg yang mengetahui masalah ini, dikutip pekan lalu (15/11).
Induk Shopee pun mencatatkan penurunan rugi bersih dari kuartal III 2021 US$ 570,98 juta menjadi US$ 569,3 juta pada periode yang sama tahun ini. Pendapatan naik 17,4% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi US$ 3,2 miliar.
Kemudian Grab mengonfirmasi telah melakukan PHK di divisi GrabKitchen bulan lalu. ni merupakan divisi dapur sewa yang disebut cloud kitchen.
Chief Communications Officer Grab Indonesia Mayang Schreiber menyampaikan bahwa GrabKitchen beroperasi sejak 2018.
“Selama empat tahun beroperasi, terlihat pertumbuhan yang tidak konsisten, serta adanya peralihan menjadi model bisnis aset-ringan,” kata Mayang kepada Katadata.co.id, bulan lalu (22/10).
“Situasi ini memaksa kami mengambil keputusan sulit, untuk tidak melanjutkan operasi GrabKitchen di Indonesia, efektif mulai 19 Desember,” tambah dia. “Langkah berat ini berdampak langsung pada belasan karyawan Grab.
Grab mencatatkan kerugian menurun 65% yoy dari US$ 988 juta pada kuartal III 2021 menjadi US$ 342 juta (Rp 5,3 triliun) pada periode sama tahun ini.
“Hasil kuartal III ini menunjukkan kemampuan kami mendorong pertumbuhan dan profitabilitas secara bersamaan,” kata Co-founder sekaligus CEO Grab Grup Anthony Tan dalam keterangan pers, minggu lalu (16/11).
Decacorn Singapura itu mencatatkan titik impas untuk layanan pengiriman seperti GrabExpress, dan pesan-antar makanan GrabFood. Titik impas berarti tidak merugi, namun belum untung.
“Kami mencapai titik impas, sembari mempersempit kerugian secara signifikan,” tambah dia.