Google Sumbang Rp 19,3 Miliar untuk Riset Pertanian di Indonesia

ANTARA FOTO/REUTERS/Arnd Wiegmann/File Photo/AWW/sa.
Seorang pria berjalan melewati logo Google di depan gedung perkantoran di Zurich, Swiss, Rabu (1/7/2021).
Penulis: Lenny Septiani
23/11/2022, 10.56 WIB

Lembaga filantropi milik Google yakni Google.org memberikan hibah total US$ 1,24 juta atau sekitar Rp 19,3 miliar kepada Indonesia. Ini untuk mendukung ketahanan pangan di Tanah Air.

Dana tersebut terdiri dari US$ 724.490 untuk Edu Farmers International Foundation dan US$ 500 ribu untuk World Food Program USA.

Edu Farmers International Foundation akan menggunakan dana tersebut untuk mendukung penelitian dan peningkatan kesadaran tentang cara menggenjot hasil produksi pertanian di Indonesia.

Selain itu, untuk mengajarkan bisnis dan soft-skill kepada calon-calon pemimpin di bidang pertanian.

Sedangkan US$ 500 ribu kepada World Food Program USA akan digunakan untuk mendukung upaya United Nations World Food Programme (WFP) di Indonesia.

WFP mengurangi dampak perubahan iklim terhadap ketahanan pangan di Indonesia. Caranya, mendukung pemerintah dan masyarakat agar dapat merespons peristiwa cuaca ekstrem dan kendala terkait iklim.

“Kami berharap inisiatif ini dapat memperkuat ketahanan ekosistem pertanian di Indonesia dan kami tidak sabar ingin melihat peran teknologi dalam mewujudkan sistem pangan yang lebih berkelanjutan,” kata Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf dalam keterangan pers, Selasa (22/11).

Di Indonesia, WFP bekerja sama dengan pemerintah untuk meningkatkan kemampuan masyarakat rentan dalam mengantisipasi kendala terkait cuaca yang memengaruhi kehidupan dan mata pencarian mereka.

WFP dan pemerintah pun mengerjakan PRISM alias Platform for Real-Time Impact Situation Monitoring. PRISM menggunakan pencitraan satelit dan sensor lainnya untuk memberi informasi iklim dengan cepat kepada pemerintah dan sektor kemanusiaan untuk ditindaklanjuti.

PRISM telah digunakan secara khusus untuk mengurangi dampak cuaca ekstrem terhadap ketahanan pangan. Platform ini nantinya disebarluaskan ke penjuru negeri dan wilayah lebih luas bersama metodologi yang lebih canggih, dengan adanya dana hibah.

Melalui dukungan Google.org, WFP juga memperluas penerapan CLEAR+ alias Consolidated Livelihood Exercise for Analyzing Resilience. CLEAR+ merupakan sarana untuk menganalisis dampak jangka panjang perubahan iklim terhadap ketahanan pangan masyarakat rentan dan merekomendasikan solusi advokasi kepada para pembuat kebijakan.

“Bantuan dana dari Google.org yang luar biasa ini dapat mendukung WFP untuk terus menyediakan bantuan teknis bagi pemerintah Indonesia dalam manajemen risiko bencana dan iklim yang menjadi perihal penting,” kata Country Representative, United Nations World Food Programme Indonesia Christa Räder.

Dana hibah dari Google itu juga bertujuan meningkatkan keuntungan di sektor pertanian melalui penguatan sistem pangan. Caranya, meningkatkan pengetahuan dan berbagi praktik terbaik antarpetani.

Di Indonesia, Edufarmers akan menggunakan dana dari Google.org untuk bekerja sama dengan petani dalam mengadopsi praktik dan teknologi inovatif. Ini guna  memaksimalkan hasil produksi.

Edufarmers pun bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dan Kementerian Pertanian. Chief Operating Officer Edufarmers Amri Ilmma mengatakan, dana dari Google akan digunakan untuk:

  1. Meningkatkan produktivitas pertanian
  2. Pengembangan modul dan video pelatihan tentang keterampilan teknis pertanian dan soft-skill
  3. Pelatihan dan program pengembangan untuk petani dan pemuda
  4. Konferensi agri-innovation untuk mendukung regenerasi petani ke pemuda dan mengakselerasi penggunaan teknologi agrikultur

Secara keseluruhan, jumlah bantuan dana dari Google.org di Indonesia US$ 16 juta sejak 2015. Hibah sebelumnya berfokus pada berbagai bidang seperti literasi digital dan keamanan siber.

Reporter: Lenny Septiani