Ekonomi dunia, termasuk Indonesia menghadapi ancaman resesi tahun depan. Operator seluler seperti Telkomsel, XL Axiata hingga Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) pun mengantisipasi risiko ini.
Direktur Utama Telkomsel Hendri Mulya Syam optimistis bahwa ekonomi Indonesia bisa melewati ancaman resesi. Hal ini bila mengacu pada pengalaman menghadapi krisis ekonomi pada 1967 maupun saat pandemi corona 2020.
"Kami melihat industri di Indonesia memiliki pengalaman cukup untuk bertahan dalam merespons perubahan perilaku masyarakat terhadap kebutuhan pada 2023," ujar Hendri dalam diskusi virtual yang digelar oleh Indotelko, Rabu (30/11).
Telkomsel pun berfokus pada inovasi dengan menyediakan solusi layanan bisnis vertikal. Secara rinci, strategi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini dalam menghadapi ancaman resesi tahun depan sebagai berikut:
1. Menghadirkan ragam paket internet yang menghadirkan value lebih sesuai dengan kebutuhan pelanggan
“Tentunya ditunjang layanan bernilai tambah yang semakin mendukung kebutuhan komunikasi dan masyarakat dalam beraktivitas,” ujar Hendri.
2. Memperluas dan memperkuat portofolio bisnis perusahaan di sejumlah sektor prioritas
Hal itu mencakup platform edutech Kuncie, healthtech Fita, layanan digital sektor pangan Telkomsel DFE atau Digital Food Ecosystem, dan platform untuk UMKM bernama 99% Usahaku.
3. Mengembangkan portofolio bisnis digital melalui sejumlah anak usaha yang terus berkembang
Telkomsel memiliki anak usaha Telkomsel Mitra Inovasi (TMI), Indico, investasi ke GoTo hingga platform dompet digital LinkAja.
Investasi ke GoTo difokuskan untuk mendorong terbukanya ruang pengembangan bisnis. “Melalui upaya sinergi value yang berkesinambungan dengan memanfaatkan keunggulan aset kedua perusahaan,” ujarnya.
CEO dan President Director XL Axiata Dian Siswarini juga optimistis bahwa resesi ekonomi bisa menjadi celah bisnis. Selain itu, pendapatan perusahaan terus meningkat sekitar 5% selama 2016 – 2021.
“Selalu menghasilkan pertumbuhan positif dari tahun ke tahun,” ujar Dian. “Kami tetap yakin bahwa pertumbuhan XL Axiata masih akan tetap positif seperti tahun-tahun sebelumnya.”
Dian juga memerinci strategi XL Axiata dalam menghadapi ancaman resesi tahun depan, yakni:
1. Meningkatkan penawaran convergent sesuai dengan visi perusahaan.
“Konvergen kami akan berfokus pada dua segmen yaitu keluarga dan juga segmen bisnis,” ujar dia.
Untuk segmen keluarga, XL Axiata bakal menggenjot konten digital lewat partnership dan kemudahan memilih paket yang sesuai dengan kebutuhan keluarga. Sedangkan untuk sampel bisnis, perusahaan mengembangkan produk konvergen sebagai solusi terpadu untuk UMKM.
2. Berfokus pada kepuasan pelanggan
“Kami mengembangkan layanan terpadu atau end-to-end,” kata Dian. Selain itu, menyesuaikan kebutuhan pelanggan seperti dynamic pricing, paket dan ketertarikan pelanggan.
3. Menjaga pertumbuhan bisnis yang akan didukung oleh digitalisasi, cost leadership, dan balance sheet yang sehat
“Kami akan meneruskan proses digitalisasi di perusahaan dengan menggunakan teknologi-teknologi terbaru untuk mendukung operasi bisnis,” katanya.
4. Mempersiapkan perusahaan dalam menghadapi biaya-biaya yang meningkat tahun depan
“Dengan cara menerapkan cost control yang ketat dan terukur untuk menekan biaya operasional,” ujar Dian. Perusahaan akan memperkuat posisi cash flow agar tetap positif.
Sedangkan CEO Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha menyatakan, perusahaan akan mendungkung transformasi digital Indonesia. Salah satu caranya, dengan mengembangkan layanan 5G.
“Ketika berbicara tentang industri 4.0, Eurogamer, menonton video dengan kualitas tinggi hingga semua kasus penggunaan, kami akan bawa ke Indonesia pada waktu yang tepat,” ujarnya.