Microsoft Optimistis Bisa Rebut Rp 12.000 T dari Google Lewat ChatGPT

Business Insider
CEO Microsoft Satya Nadella
Penulis: Desy Setyowati
14/2/2023, 12.14 WIB

Bos Microsoft optimistis bisa menyaingi Google di bisnis mesin pencarian berkat ChatGPT. Raksasa teknologi ini ingin merebut pasar bernilai ribuan triliun yang selama ini digarap Google.

Nilai pasar layanan peramban diperkirakan US$ 200 miliar atau sekitar Rp 3.120 triliun. Berdasarkan data Statista per 2022, layanan pencarian (browser) Google Chrome menguasai 84% pasar.

Sedangkan Microsoft Bing 8,95%, Yahoo 2,6%, Baidu Cina 0,67%, Yandex Rusia 1,51%, dan Duckduckgo 0,84%.

Selain itu, nilai pasar periklanan digital US$ 570 miliar atau sekitar Rp 8.893 triliun. Google meraup US$ 59 miliar dari iklan hanya selama tiga bulan pada kuartal IV. Sedangkan Microsoft memperoleh US$ 18 miliar setahun penuh.

Jika menggabungkan nilai pasar layanan browser dan iklan digital, maka totalnya Rp 12.013 triliun. “Microsoft menginginkan bagian yang lebih besar dari pasar periklanan digital US$ 570 miliar,” demikian dikutip dari Yahoo Finance, akhir pekan lalu (9/2).

Namun Morgan Stanley mengatakan akan sulit dan membutuhkan biaya besar untuk membuat konsumen mengubah perilaku terkait penelusuran dan pencarian informasi.

Analis Futurum Daniel Newman juga menilai Microsoft butuh waktu lama untuk mengalahkan Google. “Kami telah melihat bagaimana teknologi yang sangat mengganggu dari ARM dan AMD, dan Intel masih menguasai 75% lebih pasar server,” ujar dia.

“Kami tidak akan bangun dan tiba-tiba ChatGPT yang disempurnakan tertanam di Bing, dan semua orang akan berhenti menggunakan Google,” tambah dia.

Terlebih lagi, Google memiliki dua keunggulan berbeda dibandingkan Microsoft, yakni:

  1. Google Chrome menggunakan Google sebagai mesin pencarian (search engine) secara default dan menguasai mayoritas pasar
  2. Sistem operasi (OS) Google Android menguasai 71% pasar smartphone global. Dan Google Chrome dipasang di sebagian besar perangkat tersebut. Browser Safari milik Apple yang dipasang di semua iPhone juga menggunakan search engine Google secara default

Meski begitu, CEO Microsoft Satya Nadella optimistis perusahaannya bisa mengalahkan Google lewat ChatGPT.

Ia mengakui bahwa Google mendominasi pasar peramban dengan margin yang signifikan. “Google menghasilkan lebih banyak uang daripada Microsoft,” kata Nadella dalam acara podcast The Verge, Rabu (8/2).

Ia berharap akan ada pesaing lain, sehingga menyebaran pangsa pasar lebih merata. Ia berjanji Microsoft Bing akan membantu publisher mendapatkan traffic dari berbagai sumber.

Selain itu, pengiklan bakal mendapatkan harga lebih baik dan pengguna memiliki inovasi hebat.  “Pikirkan betapa hebatnya hari itu,” ujarnya.

Nadella menyatakan sangat menghormati CEO Google Sundar Pichai dan tim. Ia juga menyebut Google seperti gorila 800 pon.

“Saya sangat mengagumi Google dan apa yang telah mereka lakukan,” katanya. “Saya hanya ingin berinovasi. Kami bertanding hari ini. Hari ini adalah hari ketika kami membawa lebih banyak kompetisi untuk layanan brower.”

Nadella mencatat ada 10 miliar kueri penelusuran setiap hari, tetapi perusahaan memperkirakan setengahnya tidak terjawab. Beberapa pertanyaan atau tugas yang rumit, masih belum tersedia jawaban.

Oleh karena itu, Microsoft masih akan mengembangkan ChatGPT dan GPT-3.5, yang bahkan lebih cepat, lebih akurat, dan lebih mumpuni.

“Kami telah mengembangkan cara eksklusif untuk bekerja dengan model OpenAI yang memungkinkan kami memanfaatkan kekuatannya dengan sebaik-baiknya,” katanya.

Perusahaan menyebut kumpulan kemampuan dan teknik itu sebagai model Prometheus. Ini merupakan kombinasi yang memberi pengguna hasil yang lebih relevan, tepat waktu, dan tertarget, dengan keamanan yang lebih baik.

“Kami menyatukan penelusuran, penjelajahan, dan obrolan menjadi satu pengalaman terpadu yang dapat Anda gunakan dari mana saja di web,” kata Microsoft.

“Pada dasarnya AI akan mengubah setiap kategori perangkat lunak, dimulai dengan kategori terbesar dari semua pencarian,” ujar Nadella dalam laman resmi Microsoft, Rabu (8/2).

Reporter: Desy Setyowati, Lenny Septiani