Elon Musk Sebut Kecerdasan Buatan Sebagai Risiko Besar di Masa Depan

Steve Jurvetson
Elon Musk, salah satu pendiri Open AI yang mengembangkan ChatGPT.
Penulis: Lenny Septiani
16/2/2023, 09.36 WIB

Ia mengatakan bahwa mobil, pesawat terbang, dan obat-obatan harus mematuhi standar keamanan regulasi. Sementara, AI belum memiliki aturan atau regulasi untuk mengendalikan perkembangannya. "Terus terang, saya pikir kita perlu mengatur keamanan AI,” kata Musk.

Menurutnya, AI memiliki risiko yang lebih besar bagi masyarakat daripada mobil atau pesawat atau obat-obatan. Peraturan "mungkin sedikit memperlambat AI, tapi saya pikir itu mungkin juga hal yang baik," ujarnya.

Pada Maret 2018, Elon Musk telah memperingatkan tentang bahaya pengembangan AI yang tidak terbatas. Ia mengatakan kecerdasan buatan "jauh lebih berbahaya" daripada hulu ledak nuklir.

Ucapannya saat itu kini dirasakan dengan hadirnya ChatGPT mengancam pasar dengan tulisan yang lebih maju dan mirip manusia. Musk meninggalkan dewan OpenAI pada 2018 dan tidak lagi memegang saham perusahaan.

Ia mentatakan awalnya OpenAI dibuat sebagai nirlaba sumber terbuka, sekarang sumber tertutup dan untuk keuntungan. Musk mengatakan alasannya mendirikan OpenAI karena Google dinilai tidak cukup memperhatikan keamanan AI.

"Saya tidak memiliki saham terbuka di OpenAI, saya bukan anggota dewan, dan saya juga tidak mengendalikannya dengan cara apa pun," katanya.

ChatGPT telah menyebabkan pertempuran sengit antara Google sebagai raksasa pencarian internet hadir dengan Bard dan Microsoft yang telah berinvestasi di OpenAI dan mengintegrasikan perangkat lunaknya ke dalam browser web Bing.

Halaman:
Reporter: Lenny Septiani