Pendapatan bisnis kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) generatif diperkirakan US$ 1,32 triliun atau sekitar Rp 19.297 triliun tahun ini, menurut laporan Bloomberg Intelligence. Contoh layanan berbasis AI generatif yakni ChatGPT dan Google Bard.
“Industri AI generatif menghasilkan pendapatan US$ 40 miliar tahun lalu. Angka ini bisa menjadi US$ 1,32 triliun dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan atau CAGR 42%,” demikian isi laporan Bloomberg Intelligence, dikutip dari Business Insider, pekan lalu (3/6).
Rincian perkiraan pendapatan bisnis AI generatif berdasarkan subsektor sebagai berikut:
- Perangkat lunak atau software berbasis AI seperti asisten AI, produk infrastruktur, dan program yang mempercepat pengkodean: US$ 280 miliar, CAGR 69%
- Perangkat keras atau hardware: US$ 641 miliar, yang terdiri dari:
- Perangkat US$ 168 miliar
- Infrastruktur US$ 473 infrastruktur
- Server AI, penyimpanan AI, produk AI visi komputer, serta alat AI percakapan: US$ 108 miliar
- Iklan digital yang berkaitan dengan AI: US$ 192 miliar
- Perangkat lunak asisten AI: US$ 89 miliar
Penggunaan AI generatif diperkirakan mencapai sekitar 10 % - 12% dari total pemanfaatan perangkat keras IT, layanan perangkat lunak, belanja iklan, dan pasar game pada akhir tahun. Porsinya melonjak dibandingkan saat ini kurang dari 1%.
"Dunia siap untuk melihat ledakan pertumbuhan di sektor AI generatif selama sepuluh tahun ke depan, yang menjanjikan perubahan fundamental dalam cara sektor teknologi beroperasi," kata Analis Teknologi Senior di Bloomberg Intelligence sekaligus penulis utama laporan tersebut Mandeep Singh.
“Teknologi ini diatur untuk menjadi bagian yang semakin penting dari belanja IT, iklan, dan keamanan siber seiring perkembangannya,” Singh menambahkan.