TikTok dikabarkan meraup pendapatan US$ 10 miliar atau sekitar Rp 156 miliar dari belanja konsumen di Apple App Store dan Google Play Store, berdasarkan analisis baru dari firma riset Data.ai.

Laporan tersebut hanya mencakup belanja konsumen TikTok di iOS dan Google Play, tidak termasuk toko aplikasi Android pihak ketiga di Cina. Itu berarti total belanja konsumen TikTok bisa jadi lebih tinggi lagi.

Pengeluaran belanja konsumen tersebut berasal dari pembelian koin dalam aplikasi TikTok, yakni mata uang virtual yang dapat digunakan pengguna untuk membeli hadiah untuk diberikan kepada para kreator konten. Hadiah ini dapat diuangkan sebagai mata uang fiat.

Laporan Data.ai menunjukkan bahwa pengguna TikTok menghabiskan lebih dari US$ 11 juta per hari untuk memberikan hadiah kepada kreator.

Pembelian dalam aplikasi yang paling populer yakni paket 1.321 koin US$ 19,99. Penjualan paket ini berkontribusi seperempat dari total pendapatan.

TikTok juga menghasilkan pendapatan di luar pembelian dalam aplikasi misalnya, melalui iklan dan e-commerce dari toko di TikTok Shop. Namun, ini tidak dihitung dalam analisis Data.ai.

Laporan Data.ai menunjukkan bahwa pengguna di Amerika Serikat dan pengguna iOS di Cina menyumbang paling besar yakni masing-masing 30%. 

Disusul oleh Arab Saudi, Jerman, Inggris, dan Jepang, yang jika digabungkan menyumbang 13% dari pendapatan pembelian dalam aplikasi.

Data.ai juga memprediksi pendapatan TikTok dari pengeluaran konsumen US$ 15 miliar tahun depan.

Reporter: Lenny Septiani