KPPU atau Komisi Pengawas Persaingan Usaha menyampaikan bahwa dugaan Google monopoli lewat Google Play Billingsudah masuk pemberkasan dan bisa diteruskan ke proses persidangan.
"KPPU telah menyelesaikan penyelidikan terhadap perusahaan digital raksasa Google, yang diindikasikan menggunakan posisi dominan untuk menekan pasar melalui penerapan Google Play Billing," kata Ketua KPPU M Fanshurullah Asa saat Coffee Morning di Kantor KPPU, Jakarta Pusat, Selasa (6/2).
Katadata.co.id sudah mengonfirmasi hal itu kepada Google. Namun belum ada tanggapan.
KPPU menyelidiki dugaan Google monopoli melalui Google Play Billing sejak 2022. Saat itu, Komisi mendapatkan keluhan dari sejumlah startup terkait tingginya biaya Google Play Billing.
Pada November 2022, VP Public Policy Google Play & Android Wilson White menjelaskan bahwa Google Play Billing adalah model bisnis perusahaan untuk menyelaraskan kepentingan developer software di platform. Google Play Billing sudah ada sejak 2012.
“Sistem penagihan Google Play hanya diwajibkan bagi developer yang menawarkan pembelian produk dan layanan digital dalam aplikasi yang didistribusikan di Google Play,” kata Wilson dalam diskusi bersama Google dari seri “Decode: Google”, pada 2022 (9/11/2022).
Biaya layanan mengacu pada dana yang dikumpulkan oleh Google untuk mendukung investasi di platform Android dan Google Play bagi developer dan pengguna.
Wilson menyebutkan hanya 3% aplikasi konten digital yang dikenakan biaya Google Pay Billing. Mayoritas atau 97% lainnya gratis, karena tidak termasuk kategori yang dikenakan.
Wilson mengatakan ketika pengembang memilih untuk mendistribusikan software lewat Google Play, mereka seharusnya memahami bahwa perusahaan membebankan biaya transaksi. “Kami menganggap sistem ini (Google Play Billing) sebagai produk umum yang sangat jelas,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa dengan ekosistem Google, pengembang bisa menjual dan mendistribusikan konten digital dengan masif secara global, “Di situlah layanan digital kami paling berdampak bagi developer,” ujar dia.
Model bisnis itu menurut dia memberikan banyak opsi bagi para pengembang.
Dengan sistem penagihan alternatif, developer masih harus menanggung biaya dari opsi penagihan yang terpisah ini. Tetapi ketika pengguna memilih sistem penagihan alternatif itu, biaya layanan bisa berkurang 4%.
“Namun biaya layanan masih terutang karena developer tersebut menjual konten digital di dalam aplikasi dan mendapatkan manfaat dari akses dan penggunaan platform Google Play,” ujar Wilson.