Penggunaan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) mulai diimplementasikan di berbagai industri termasuk farmasi. PT Kalbe Farma Tbk memanfaatkannya AI di segala lini perusahaan, dimulai dari riset temuan obat baru hingga penjualan.
Head of AI Center Kalbe Farma, Edwin Simjaya mengatakan, Kalbe sebagai perusahaan healthcare di Indonesia memiliki mimpi untuk drug discovery atau penemuan obat dengan AI.
“Jadi bagaimana caranya memanfaatkan AI untuk menemukan obat baru, yang sekarang penyakit-penyakit yang belum ada obatnya,” kata dia dalam acara Bangkit ‘Lepas Sambut’ 2024 di Kantor Google Indonesia, Jumat (23/2).
Selain untuk penemuan obat, Kalbe pun memanfaatkan AI untuk kegiatan di seluruh lini bisnisnya. Misalnya dimanfaatkan untuk predictive maintenance.
“Jadi mesin-mesin Kalbe ditaruh IoT (Internet of Things) untuk memonitor datanya, kemudian datanya masuk, dan kemudian dibuatkan model AI untuk bisa memprediksi Kapan mesinnya bisa rusak,” kata Edwin.
Implementasi AI juga dimanfaatkan Kalbe untuk melakukan prediksi permintaan obat-obatan. Seperti saat Idul Fitri, di mana banyak masyarakat yang menunaikan ibadah puasa, yang kemungkinan besar membutuhkan obat untuk lambung seperti Promag.
Prediksi data AI tersebut untuk memberikan petunjuk dalam melakukan purchasing bahan baku.
AI juga dimanfaatkan untuk melihat pencampuran obat sudah baik. Caranya, “pakai AI vision berupa kamera,” katanya.
Tidak hanya proses produksi, Edwin mengatakan bahwa Kalbe juga memanfaatkan AI untuk kepentingan penjualan. Yakni dengan mengembangkan rekomendasi sistem untuk mendapat produk yang sesuai dengan target pasar yang dituju oleh tim pemasaran.