Taipan Arab, Raksasa Teknologi AS Berebut Pasar Data Center Indonesia

TelkomGrup
NeutraDC juga membahas rencana ekspansinya di Batam dengan membangun hyperscale data center di Kabil Integrated Industrial Estate (KIIE) Batam berkapasitas ultimate 51 MW IT load (fase awal 17 MW) dengan konsep green data center, untuk data center Batam dan Singapura.
Penulis: Lenny Septiani
29/5/2024, 12.17 WIB

Konglomerat Timur Tengah di bidang properti Hussain Sajwani membangun data center atau pusat data di Indonesia. Ia akan bersaing dengan taipan Tanah Air seperti Sinar Mas, Grup Salim, BUMN Telkom hingga raksasa teknologi Amerika Microsoft.

Bagian dari DAMAC Group yakni EDGNEX Data Centres by DAMAC membangun data center berkapasitas 15 MW atau mega watt di MT Haryono, Jakarta. Infrastruktur teknologi ini berjarak tiga kilometer dari salah satu kluster pusat data yang saling terhubung.

“Kami senang mendukung upaya pemerintah dan membawa keahlian kami dalam menetapkan standar baru untuk data center di Asia Tenggara, yang akan mengkatalisasi inovasi dan pertumbuhan teknologi lebih lanjut di seluruh wilayah,” kata Founder and Chairman DAMAC Group Hussain Sajwani dalam keterangan pers, pekan lalu.

Ia menyampaikan, fasilitas tersebut akan memiliki akses jalan ganda dan konektivitas serat optik yang luar biasa. Ini untuk memastikan keandalan layanan yang ditingkatkan dan kinerja superior untuk memenuhi permintaan pelanggan.

Konglomerat asal Uni Emirat Arab itu memilih Indonesia, karena Pemerintah Provinsi Jakarta berkomitmen meningkatkan kapasitas data center menjadi 1GW atau giga watt. EDGNEX juga mencatat penetrasi internet di Indonesia tinggi, dengan demografis muda yang paham teknologi.

Indonesia juga merupakan negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. “Indonesia membutuhkan infrastruktur canggih untuk mendukung ekonomi digital yang sedang berkembang,” ujar dia.

Hussain menyampaikan, fase pertama pembangunan data center tersebut dijadwalkan selesai pada kuartal keempat 2025.

“Fasilitas baru kami di pusat kota Jakarta akan memenuhi permintaan yang semakin meningkat untuk Penyedia Layanan Cloud, Edge Nodes, dan potensi penerapan kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI),” kata SVP Investasi dan Akuisisi DAMAC Capital Danish Nayar.

Konglomerat Global Berebut Pasar Data Center Indonesia

Microsoft juga mengumumkan investasi di Indonesia pada April, salah satunya membangun data center. Raksasa teknologi asal Amerika ini menyiapkan US$ 1,7 miliar, yang merupakan investasi tunggal terbesar dalam 29 tahun sejarah perusahaan di Indonesia.

Berikut daftar konglomerat global, lokal, dan raksasa teknologi yang membangun data center di Indonesia:

Pemain lokal:

  1. Grup Sinar Mas melalui PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dan Dian Swastatika Sentosa (DSSA)
  2. PT DCI Indonesia Tbk (DCII)
  3. PT Indointernet Tbk (EDGE)
  4. PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), melalui dua unit bisnis yakni Hyperscale Data Center (HDC) yang dikelola oleh anak perusahaan, Telkom Data Ekosistem (NeutraDC) dan Telkomsigma
  5. Grup Lippo lewat anak usaha PT Multipolar Tbk (MLPL) yakni PT Multipolar Technology Tbk (MLPT)
  6. GTN Data Center
  7. Omadata Padma Indonesia
  8. Perusahaan patungan Indosat, Lintasarta, dan BDX Data Centers yakni BDX Indonesia
  9. PT Data Center Indonesia Sukses Makmur (DISM)
  10. PT Multipolar Technology Tbk (MLPT)
  11. Xl Axiata, lewat Link Net atau First Media
  12. PT Sentra Data Indonesia (SDI)
  13. Grup Salim lewat CBN Data Communication
  14. PT Integra Teknologi Solusi (ITS)

Pemang asing: 

  1. NTT Communications Corporation asal Jepang
  2. Microsoft asal Amerika
  3. Princeton Digital Group (PDG) asal Singapura
  4. Google asal Amerika
  5. Alibaba asal Cina
  6. ZTE asal Cina
  7. Huawei asal Cina
  8. Tencent asal Cina
Reporter: Lenny Septiani, Desy Setyowati