Serangan ransomware pada Pusat Data Nasional (PDN) Sementara menyebabkan data dari ratusan instansi pemerintahan tak bisa diperbaiki. Hanya 44 instansi pemerintah yang datanya terselamatkan karena memiliki cadangan.
Direktur Network dan IT Solution Telkom Herlan Wijanarko mengatakan berusaha menangani serangan ransomware dengan bekerja sama bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Kominfo dan Bareskrim Polri.
Serangan ransomware ini membuat data milik instansi pemerintah tak dapat terselamatkan. "Yang jelas data yang kena ransom ini sudah nggak bisa kita recovery," kata Herlan dalam jumpa pers di Kemenkominfo, Jakarta, Rabu (26/6).
Telkom menghubungi para instansi yang menjadi pelanggan PDNS Surabaya, untuk memastikan apakah data milik para instansi memiliki data cadangan.
"Jadi kita menggunakan sumber daya yang kita miliki, yang nomor satu kita mengidentifikasi ada tenant-tenant yang memang sudah memiliki backup," kata Herlan.
Hasilnya, sebanyak 44 instansi yang datanya terselamatkan karena memiliki back up atau cadangan. Berarti, sebanyak 238 instansi yang tidak memiliki data cadangan atau datanya hilang.
“Kami mengidentifikasi ada instansi yang masih memiliki back up di Surabaya maupun di Batam. Kami masukkan sebagai pemulihan tahap satu,” ujar dia.
Herlan menegaskan akan memprioritaskan untuk memulihkan data layanan-layanan publik.
Tahap kedua penanganan serangan dengan menyiapkan ekosistem baru dengan implementasi aspek keamanan yang lebih baik.
Ia menyampaikan, BSSN akan melakukan audit forensik terkait serangan yang terjadi pada PDNS 2 ini.
Kepala BSSN Hinsa Siburian mengatakan stakeholder terkait sedang mengusahakan agar malware yang terjadi di Surabaya tidak menular ke server lainnya. “Sudah diputus antara Surabaya dengan Serpong - Jakarta dan juga demikian juga yang di Batam,” ujar dia.
Langkah berikutnya yang dilakukan yakni penguatan sistem terhadap data maupun pusat data di Serpong dan Batam. Hal ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi agar tidak terjadi kejadian serupa di layanan server di kedua lokasi tersebut.
“Kami lakukan penguatan dan tim dari BSSN on-site disana untuk meyakinkan bahwa di Batam maupun di Serpong itu tidak terjadi, ini salah satu upaya kami,” kata dia.