Grab Sediakan 11.000 Lebih Mobil dan Motor Listrik untuk Mitra Driver

ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/foc.
Sejumlah peserta berfoto di dalam mobil grabcar plus electric saat pembukaan acara Perayaan #PercayaIndonesia Merdeka dari Polusi di Ecovention Hall Ancol, Jakarta, Senin (26/8/2024).
Penulis: Amelia Yesidora
Editor: Yuliawati
26/8/2024, 15.31 WIB

Grab Indonesia meluncurkan 1.000 lebih mobil listrik dan motor listrik. Total, perusahaan menyediakan 11 ribu lebih kendaraan listrik untuk mitra pengemudi taksi dan ojek online alias ojol hingga akhir tahun ini.

“Kami kembali memperkuat komitmen untuk meluncurkan lebih dari seribu unit GrabCar elektrik yang akan terealisasi seluruhnya pada akhir 2024,” kata Country Managing Director Grab Indonesia, Neneng Gunadi, di Ecovention Hall, Jakarta, Senin (26/8).

Neneng menjelaskan Grab mengoperasikan lebih dari 10 ribu motor listrik sejak 2019, khususnya di delapan kota besar di Indonesia: Jakarta, Bandung, Bali, Medan, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, dan Solo. Armada ini berhasil mengurangi emisi sejumlah 26.000 ton, serta menghemat penggunaan 11 juta liter BBM. Inisiatif ini juga sejalan dengan target pemerintah untuk mencapai emisi nol bersih pada 2060.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan penggunaan kendaraan listrik bisa menguntungkan dari berbagai sisi. Selain mengurangi polusi udara, pengemudi kendaraan listrik bisa mendapat pemasukan yang lebih banyak daripada menggunakan kendaraan berbahan bakar bensin.

Budi menghitung untuk menyewa satu mobil listrik beserta bahan bakarnya, seorang mitra cukup merogoh kocek Rp 300 ribu. Budi mencontohkan bila seorang mitra bisa dapat Rp 700 ribu per hari, maka pendapatan bersihnya Rp 400 ribu. “Berarti mereka dapat 12 juta dalam satu bulan. Kalau lebih tentunya lebih baik,” ujarnya.

Selain itu, meningkatnya pengguna kendaraan listrik sejalan dengan meningkatnya ekonomi industri lain. Misalnya bengkel, industriawan, hingga sistem pengisian listrik. Menhub juga melihat dalam pameran kendaraan terakhir, sudah ada banyak pilihan mobil dan motor listrik yang bisa dibeli masyarakat.

Dari segi pemerintahan, Budi merasa terbantu karena gerakan adopsi kendaraan listrik tidak mudah. Pemerintah sejauh ini membebankan pada kendaraan umum seperti bus listrik.

“Sekarang mengisi ruang-ruang yang memang harus ditindaklanjuti, yaitu mobil dan motor listrik,” ujarnya.

Reporter: Amelia Yesidora