Menteri Koordinator bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar, yang akrab disapa Cak Imin mengakui ada banyak gerai makanan Indonesia, termasuk warung pecel lele di Kamboja berkaitan dengan pekerja Indonesia di sektor judi online.
“Memang benar ada yang berjualan pecel lele atau soto lamongan di Kamboja. Ada yang membantu sistem proses kerja judi online,” kata Cak Imin dalam konferensi pers di kantornya, Kamis (28/11).
Cak Imin sudah berkunjung di Kamboja untuk mengecek pekerja Indonesia. Ada sekitar 100 ribu warga Indonesia yang bekerja di negara ini, dan ada sekitar lima kasus pekerja yang dilaporkan di Kedutaan Besar Republik Indonesia per hari.
Namun Ketua Umum PKB itu tidak bisa menindak kasus judi online tersebut, karena merupakan wewenang Menteri Koordinator Politik dan Keamanan dan Interpol.
“Wewenang kami yakni jangan sampai pekerja Indonesia di Kamboja menjadi korban,” kata dia.
Ia menyebutkan ada kasus pekerja Indonesia di Kamboja, namun terkait hubungan dengan pemberi kerja, bukan judi online.
Sebelumnya warganet menyoroti banyaknya kedai makanan Indonesia, seperti warung pecel lele di Kamboja yang terlihat di Google Maps. Mereka curiga ini terkait Warga Negara Indonesia atau WNI yang berbisnis judi online.
Warganet di X dengan nama akun @_n0t4lfiaccount mengunggah tangkapan layar atau screenshot yang menampilkan warung makan Indonesia di kawasan Bavet, Kamboja, lewat platform Google Maps. Nama warung yang ditampilkan seperti Pecel Lele Srikandi, Arena Angkringan, dan Gultik Blok M
Akun lain bernama @howtodresvvell membagikan foto warung Indonesia di Kamboja. Unggahan ini mendapatkan 20 ribu suka, 200 komentar, dan tiga ribu kali dibagikan per pukul 12.28 WIB, Kamis (21/11).
Katadata.co.id menelusuri Google Maps dan menemukan beberapa nama kedai kuliner bernuansa Indonesia. Ada yang bernama Kedai Yeci – Masakan Indonesia di Cendana, Preah Sihanouk, Kamboja. Tempat makan itu mendapatkan rating 4,7 dari lima di Google Maps. Berdasarkan foto-foto yang diunggah oleh konsumen, masakan yang disajikan berupa tempe goreng hingga ayam goreng.
Di sekitar kedai tersebut, terdapat tempat makan lain khas Indonesia bernama Kedai Ayam Oneng The Best Indonesia. Selain itu, di kawasan Bavet, Kamboja, terdapat kedai Inafood, IndoFood, dan Café Indonesia.
Direktur Informasi dan Media Hartyo Harkomoyo menyebutkan ada sekitar 89 ribu WNI yang memiliki izin tinggal di Kamboja. “Besarnya komunitas ini menjadi salah satu pendorong munculnya bisnis restoran dengan makanan khas Indonesia,” kata dia kepada Katadata.co.id, Kamis (21/11).
Ia tidak dapat memastikan jumlah WNI yang bekerja di sektor judi online di Kamboja. Terlebih lagi, ada warga negara yang belum mau melaporkan diri tinggal di Kemboja ke KBRI Phnom Penh.
“Dari 89 ribu WNI, hanya sekitar 17 ribu yang melakukan lapor diri secara aktif,” ujar Hartyo.
Meski begitu, pasal 67 UU Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia mengatur larangan penempatan Pekerja Migran Indonesia atau PMI pada jenis pekerjaan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.