Pasar kripto dikenal sebagai pasar yang sangat volatil. Sebab harga dapat naik atau turun drastis dalam waktu singkat di pasar kripto. 

Karena itu, sering terjadi fenomena panic buying dalam trading kripto. Fenomena ini terjadi ketika investor membeli aset mata uang kripto secara besar-besaran karena takut kehilangan peluang keuntungan. Fenomena ini sering kali mendorong harga aset kripto seperti Bitcoin dan Ethereum melonjak dalam waktu singkat. 

Apakah Anda ingin tahu lebih jauh tentang fenomena ini? Berikut adalah pembahasan tentang apa itu panic buying, penyebabnya, dampaknya pada pasar kripto, serta bagaimana menghindari risiko dari fenomena ini.

Apa Itu Panic Buying?

Panic buying adalah fenomena membeli barang atau aset secara besar-besaran. Menurut Cambridge Dictionary, panic buying adalah respons emosional yang didorong oleh ketakutan dan bukan oleh kebutuhan atau strategi yang matang. Pembelian ini juga acap didasarkan pada ketakutan akan kehilangan peluang atau karena merasa harga akan naik lebih tinggi.

Dalam pasar kripto panic buying sering kali terjadi ketika harga aset mulai meningkat secara signifikan. Hal tersebut lantas memicu gelombang pembelian dari investor. Fenomena ini tidak hanya memengaruhi individu saja. Sebab panic buying juga dapat memengaruhi dinamika pasar secara keseluruhan.

Penyebab Panic Buying dalam Pasar Kripto

Panic buying dalam pasar kripto dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Adapun yang menjadi faktor dari fenomena ini umumnya adalah psikologi investor maupun kondisi pasar. Penyebab-penyebab ini sering kali saling berkaitan dan memperkuat efek satu sama lain. Berikut adalah beberapa penyebab panic buying dalam pasar kripto: 

1. FOMO (Fear of Missing Out)

FOMO adalah salah satu pendorong utama panic buying. Ketika harga aset seperti Bitcoin atau Ethereum mulai melonjak, banyak investor merasa khawatir akan kehilangan peluang untuk mendapatkan keuntungan. Ketakutan ini sering kali mendorong mereka untuk membeli tanpa analisis yang matang, hanya karena tekanan emosional.

2. Berita Positif yang Berlebihan

Berita besar, seperti pengumuman adopsi teknologi blockchain oleh perusahaan besar atau keputusan pemerintah yang mendukung kripto, sering kali memicu lonjakan harga. Berita ini dapat menciptakan euforia di kalangan investor, yang pada akhirnya mendorong panic buying secara masif.

3. Tekanan Sosial Media

Media sosial memainkan peran besar dalam menyebarkan informasi. Ini karena  pembahas kenaikan harga aset tertentu atau komunitas kripto di Twitter, Reddit, atau Telegram dapat menciptakan hype yang mendorong panic buying dalam waktu singkat.

4. Lonjakan Volume Perdagangan

Lonjakan volume perdagangan sering kali diinterpretasikan sebagai tanda bahwa permintaan terhadap suatu aset sedang meningkat. Investor cenderung mengikuti tren ini tanpa memeriksa faktor fundamental di balik lonjakan tersebut. Ini pada akhirnya memperbesar fenomena panic buying.

Dampak Panic Buying pada Pasar Kripto

Panic buying juga dapat berpengaruh terhadap pasar secara keseluruhan. Dampak ini dapat bersifat positif maupun negatif tergantung pada bagaimana dinamika pasar berkembang setelah fenomena ini terjadi. Berikut adalah diantara dampak yang dapat diberikan oleh panic buying

1. Lonjakan Harga yang Tidak Berkelanjutan

Lonjakan harga aset akibat panic buying sering kali tidak didukung oleh faktor fundamental yang kuat. Sebagai contoh misalkan harga Bitcoin mungkin melonjak hingga 20–30 persen dalam waktu singkat. Tetapi harga tersebut bisa turun kembali setelah euforia mereda.

2. Volatilitas Pasar yang Tinggi

Panic buying dapat meningkatkan volatilitas pasar. Tentu hal ini dapat menciptakan ketidakpastian bagi investor. Harga aset yang melonjak secara tiba-tiba dapat berbalik arah dengan cepat. Sehinga, investor yang membeli di puncak harga mengalami kerugian signifikan.

3. Risiko Kerugian untuk Investor Baru

Investor baru sering kali menjadi korban utama dari panic buying. Ini karena mereka cenderung membeli aset di harga puncak. 

4. Ketergantungan pada Sentimen Pasar

Pasar yang didorong oleh panic buying cenderung lebih rentan terhadap perubahan sentimen. Ketika hype mereda maka harga aset dapat jatuh dengan cepat dan menciptakan siklus ketidakstabilan yang merugikan semua pihak.

Cara Menghindari Dampak Negatif Panic Buying

Investor perlu menerapkan strategi yang rasional dan berbasis data. Tentu ini Untuk sebagai upaya untuk menghindari risiko yang ditimbulkan oleh panic buying. Silakan simak langkah-langkah berikut dapat membantu Anda tetap tenang dan mengambil keputusan yang tepat.

1. Lakukan Analisis Fundamental

Pastikan Anda memahami fundamental sebuah aset sebelum membelinya. Jangan hanya membeli karena harga sedang naik atau karena dorongan emosi.

2. Hindari Keputusan Emosional

Panic buying sering kali didorong oleh emosi. Karena itu sangat disarankan untuk menetapkan strategi trading yang jelas. Strategi ini termasuk batas beli dan jual, sehingga Anda dapat menghindari keputusan impulsif.

3. Pantau Informasi yang Kredibel

Hindari keputusan investasi berdasarkan berita atau opini yang tidak diverifikasi. Maka dari itu selalu gunakan sumber informasi terpercaya untuk membuat keputusan yang lebih terinformasi.

Panic buying adalah fenomena umum dalam pasar kripto yang sering kali dipicu oleh FOMO, berita positif, atau tekanan sosial media. Meskipun fenomena ini dapat menciptakan peluang keuntungan dalam jangka pendek, risiko yang ditimbulkan sangatlah besar.

Maka dari itu, sangat disarankan untuk memperbanyak informasi dan lakukan pendekatan yang tepat. Tentu ini supaya Anda dapat mengelola risiko dan memanfaatkan peluang di pasar kripto yang dinamis.