Menko Luhut: Indonesia Siap Kembangkan Ekosistem Karbon Biru

Humas Kemenko Marves
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, dalam Talkshow on the G20 Summit bertajuk Partnership in Climate Actions di BNDCC secara hybrid pada Senin (14/11).
15/11/2022, 02.10 WIB

Indonesia siap untuk mengembangkan ekosistem karbon biru. Hal itu dilakukan melalui investasi komprehensif dalam konversi ekosistem pesisir dan keanekaragaman hayati.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut binsar Pandjaitan, mengatakan bahwa Presidensi G20 tahun ini merupakan momentum yang sangat penting bagi Indonesia. Pihaknya mendorong penerapan ekonomi sirkular, dan mengurangi penggunaan sumber daya tak terbarukan, mengurangi emisi karbon, dan mendorong pertumbuhan ekonomi baru.

Dia mengatakan, meningkatnya minat terhadap karbon biru merupakan solusi untuk perubahan iklim, meningkatkan ekosistem laut dan keanekaragaman hayati laut dalam konservasi laut.

 “Indonesia sangat siap untuk mengembangkan ekosistem karbon biru melalui investasi komprehensif dalam konservasi ekosistem pesisir dan keanekaragaman hayati dengan kemitraan yang efektif dari semua pemangku kepentingan dan mekanisme keuangan campuran,” katanya dalam Talkshow on the G20 Summit bertajuk Partnership in Climate Actions di BNDCC secara hybrid pada Senin (14/11).

Luhut mengatakan, pengelolaan hutan memiliki keterkaitan erat dengan mata pencaharian, ketahanan pangan, lingkungan yang berkelanjutan, dan perubahan iklim.

Indonesia, Brasil, dan Republik Demokratik Kongo yang memiliki hutan tropis dan lahan basah yang khas, termasuk lahan gambut dan bakau memiliki kepentingan bersama untuk berkolaborasi meningkatkan nilai dari hutan tropis mereka. Kerja sama tersebut juga perlu dilakukan untuk memastikan bahwa hutan tropis ini terus memberi manfaat bagi iklim dan manusia.

“Perwakilan dari Indonesia, Brasil, dan RDK telah mengumumkan kerja sama hutan tropis dan aksi iklim dalam side event COP27 Mesir pada 7 November 2022, dan sepakat untuk menandatangani Pernyataan Bersama hari ini,” tambah Menko Luhut.

Selain itu, dalam rangka mempercepat Transisi Energi, Indonesia telah mengesahkan Peraturan Presiden tentang Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik,. Peraturan ini menciptakan kerangka kerja yang luas untuk transisi energi bersih dan mempercepat peralihan dari batubara ke energi bersih.

Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan, Republik Demokratik Kongo, Eve Bazaida Mazudi mengatakan bahwa Indonesia, Brasil dan RDK memiliki kesamaan potensi sumber daya alam. Dengan demikian, tiga negara memiliki tantangan dan kesempatan yang sama untuk menjadi solusi dari perubahan iklim.

“Dunia saat ini menjadi semakin hangat dan lebih hangat, sehingga umat manusia membutuhkan hutan hujan untuk mengikat CO2,” jelasnya.

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia memiliki 8 jenis kawasan konservasi perairan. Berikut rinciannya seperti tertera dalam grafik.

Reporter: Nadya Zahira