Indonesia Ambil Langkah Konkret Atasi Perubahan Iklim Lewat Diplomasi
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan Indonesia melalui diplomasinya telah melakukan berbagai aksi nyata untuk menjawab tantangan perubahan iklim. Indonesia juga menunjukkan komitmen dan kepemimpinannya dalam menanggapi perubahan iklim di berbagai forum multilateral.
"Indonesia telah menjadi contoh dalam mengurangi laju deforestasi dan kebakaran hutan, merehabilitasi hutan bakau dan lahan kritis, serta menargetkan emisi nol bersih pada tahun 2060," kata Retno dalam Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri 2024 di Bandung, Jawa Barat.
Menlu Retno mengatakan bahwa aksi nyata Indonesia dalam merespons perubahan iklim juga ditunjukkan dengan menjadi salah satu inisiator Asia Zero Emission Community (AZEC) bersama Jepang.
AZEC merupakan platform kolaborasi untuk mendorong pencapaian emisi nol bersih di kawasan. Negara-negara mitra AZEC selain Indonesia dan Jepang adalah Australia, Brunei Darussalam, Filipina, Kamboja, Laos, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Indonesia telah menerima dukungan Jepang untuk 24 proyek transisi energi sebagai hasil konkret dari KTT yang diadakan di Tokyo, Jepang, pada akhir tahun 2023.
Proyek-proyek transisi energi yang mendapat dukungan dari Jepang tersebut merupakan kerja sama dengan beberapa pihak, seperti PT PLN, PPT Energy Trading Co Ltd, PT Pupuk Indonesia, dan Otoritas Investasi Kawasan Nusantara (OIKN).
Retno juga menyatakan bahwa Indonesia memiliki berbagai mekanisme pembiayaan inovatif yang kredibel untuk transisi energi, seperti Energy Transition Mechanism dan Just Energy Transition Partnership (JETP). Kedua mekanisme tersebut telah diluncurkan di sela-sela KTT G20 di Bali pada tahun 2022.
Menlu Retno menggarisbawahi bahwa komitmen dan kerja sama semua negara sangat diperlukan dalam upaya mengatasi perubahan iklim. Untuk itu, Indonesia terus mendorong agar semua negara memiliki tanggung jawab bersama dalam memerangi perubahan iklim.