Kementerian Koordinator bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) membentuk Satuan Petugas atau Satgas Transisi Energi Nasional (TEN). Satgas tersebut akan mengimplementasikan transisi energi di empat sektor.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin, mengatakan Satgas TEN saat ini sedang menyusun strategi dan rencana implementasi secara menyeluruh. Dimana program-program transisi energi nasional akan dibuat di empat sektor utama, yaitu pembangkitan listrik, transportasi, industri, dan bangunan.

Rachmat mengatakan, strategi ini akan mendorong pemanfaatan empat pilar teknologi yang diterapkan lintas sektor, yaitu efisiensi energi, elektrifikasi industri, pemanfaatan alternatif energi rendah karbon, dan penyerapan karbon bagi bangunan.

"Sebagai contoh, pemanfaatan sumber energi rendah karbon di sektor pembangkitan listrik akan melihat potensi pemanfaatan sumber energi terbarukan seperti surya, panas bumi dan lainnya," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (20/2).

Di sektor transportasi, dia mengatakan, pemerintah akan mengoptimalkan bahan bakar nabati atau biofuel. Sedangkan, untuk bangunan pemerintah akan mendorong pemasangan panel surya atap.

 

Menurut Rachmat, transisi energi dibutuhkan di tengah tingginya konsumsi Indonesia terhadap refined oil dan LPG. Pasalnya, ini membuat Indonesia ketergantungan terhadap impor refined oil dan LPG.

“Ketergantungan Indonesia terhadap refined oil dan LPG dipengaruhi oleh tingginya kebutuhan energi konsumer dari sektor industri dan transportasi. Selain itu, mayoritas energi listrik juga berasal dari fosil,” kata Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin saat ditemui, Jakarta, Selasa (20/2).

Menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), realisasi konsumsi Liquefied Petroleum Gas (LPG) bersubsidi tabung 3 kilo gram (kg) pada 2023 lalu telah mencapai 8,07 juta ton. Jumlah tersebut melampaui kuota yang ditetapkan sebesar 8 juta ton.

Kementerian ESDM mencatat konsumsi LPG PSO atau LPG bersubsidi yakni LPG tabung 3 kg terpantau meningkat setidaknya 4,5% per tahun. Berdasarkan tren penyalurannya, prognosa volume penyaluran LPG PSO tahun 2023 sebesar 8,22 juta ton.

Namun dengan adanya transformasi pendistribusian LPG Tabung 3 Kg tepat sasaran, realisasinya diperkirakan bisa ditekan menjadi 8,07 juta ton. Meskipun masih melebihi kuota yang ditetapkan untuk tahun 2023.

Untuk itu, Kementerian ESDM berharap realisasi konsumsi LPG 3 kg pada 2024 ini bisa lebih rendah. Hal ini didorong mulai berlakunya kewajiban pendaftaran bagi konsumen LPG 3 kg per 1 Januari 2024.

Reporter: Rena Laila Wuri