Hari Peduli Sampah Nasional, KLHK Buat Skema Ubah Sampah Jadi Energi

ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/tom.
Pemulung memilah sampah di TPA Galuga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/2/2024). Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah menetapkan target nasional pengurangan sampah sebanyak 30 persen dan penanganan sampah sebanyak 70 persen pada tahun 2025 serta mendorong pemerintah daerah untuk memiliki kebijakan dan strategi penanganan sampah mulai dari sumber sampah hingga ke pemrosesan akhir sampah.
21/2/2024, 17.19 WIB

Pemerintah tengah menyiapkan skema untuk mendukung pengurangan sampah termasuk penambangan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) landfill. Sampah tersebut akan dimanfaatkan  untuk energi.

Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rosa Vivien Ratnawati, mengatakan upaya produktif perlu dilakukan untuk menekan sampah yang berakhir di TPA dan mengurangi yang sudah menumpuk di area terbuka.

"Kami akan menggunakan teknologi untuk melakukan mining, jadi kita sebut landfill mining. Kami akan gunakan sampah itu bisa menjadi sumber energi, bisa menjadi briket sampah pengganti batu bara yang sudah dilaksanakan Pemda DKI dan juga di Cilacap sudah melaksanakan," kata Vivien Dalam diskusi memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2024 yang diikuti daring dari Jakarta, Rabu, (21/2).

Landfill mining adalah penambangan di zona tidak aktif di sebuah TPA dengan karakteristik sampah yang sudah terdekomposisi. Sampah yang sudah diuruk dapat dimanfaatkan salah satunya untuk bahan baku Refuse Derived Fuel (RDF) sebagai pengganti batu bara.

Landfill mining salah satunya sudah mulai dilakukan di TPST Bantargebang di Jakarta. Selain itu, pihaknya juga tengah mempertimbangkan penggunaan kompos dari sampah organik yang dikumpulkan di bank sampah untuk digunakan di berbagai kawasan hutan.

Hal itu mengingat salah satu persoalan yang dihadap bank-bank sampah adalah keberadaan offtaker atau pihak yang mengambil hasil dari bank sampah untuk disalurkan ke industri atau pihak yang membutuhkan bahan baku daur ulang.

Dalam kesempatan itu KLHK juga meluncurkan Buku Panduan Bank Sampah itu untuk mendukung operasional bank sampah di Tanah Air yang dapat memenuhi standar dan permintaan dari pengguna industri daur ulang.

"Bank sampah itu harus dikelola secara profesional, tidak bisa ala warung. Tidak akan maju kalau pakai ala warung," kata Vivien.

Hal itu karena industri daur ulang membutuhkan konsistensi jumlah sampah terpilah dan bahan baku sampah yang masuk dalam kategori bersih, tidak tercampur antara sampah organik dan anorganik.

"Karena itu saya harapkan bank sampah menjadi jembatan antara masyarakat yang sudah memilah, kemudian memilihnya dengan baik ditaruh di bank sampah. Kemudian ada yang membeli sampah-sampah yang ada di bank sampah," kata Vivien.