Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian Taufik Bawazier menyampaikan, potensi penggunaan bus listrik komersial di Indonesia cukup besar. Pada 2023, jumlah armada bus listrik naik 140% menjadi 6.227 unit, dari tahun sebelumnya sebanyak 2.550 unit.
"Dari penghitungan kami, berbagai benefit mulai dari lingkungan, efisiensi, fuel dan subsidi pemerintah akan bisa terwujud apabila seluruh provinsi dan kabupaten di Indonesia menggunakan bus listrik nantinya," ujar Taufik saat menghadiri groundbreaking fasilitas yang dibangun oleh anak perusahaan Bakrie & Brothers tersebut di Magelang, Jawa Tengah, Selasa (27/2).
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pemerintah berupaya untuk menstimulasi industri kendaraan listrik. Dengan demikian, hal itu bisa meningkatkan efisiensi energi, konservasi energi sektor transportasi, serta terwujudnya kualitas udara bersih dan ramah lingkungan.
"Serta yang terpenting adalah mengurangi ketergantungan terhadap impor BBM," ujarnya.
Budi mengatakan, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan target penurunan emisi tanpa syarat dari 29% menjadi 31,89% dan bersyarat dari 41% menjadi 43,20%. Target tersebut telah tertuang dalam dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC).
Untuk mencapai target penurunan emisi, dia mengatakan, Kementerian Perhubungan telah berkomitmen mendorong pengembangan industri Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) untuk kebutuhan pasar domestik dan bahkan global. Saat ini jumlah KBLBB berdasarkan Sertifikat Registrasi Uji Tipe yang terbit per 22 Januari 2024 yaitu sebanyak 122.630 unit.
Pada Selasa (27/2), Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga meresmikan fasilitas kendaraan listrik komersial pertama di Indonesia yang dibangun oleh PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR). Fasilitas ini dapat mempercepat adopsi kendaraan listrik (electronic vehicles/EV) di Indonesia.
"Dalam membentuk ekosistem kendaraan listrik di Indonesia diperlukan sinergitas dan kolaborasi dan dimulai dari kendaraan listrik komersial seperti bus, truk, dan taksi. Apa yang kita lakukan ini satu tugas yang bukan kerjanya swasta saja, tetapi pemerintah berkewajiban untuk mendukung," tutur Budi.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia menyampaikan pembangunan pabrik ini memiliki tingkat kandungan dalam negeri yang sangat luar biasa, sekitar 40 -70%.
"Ini bukan angka yang sedikit, menunjukkan bahwa industri lokal mampu bersaing secara global serta memberikan harapan bagi masa depan industri otomotif Indonesia yang lebih berkelanjutan dan mandiri," ujarnya.