Ramai Perusahaan Migas Investasi EBT, Peluang Green Jobs Makin Besar
Perusahaan migas dunia mulai melirik sektor energi terbarukan (EBT) atau renewable energy. Langkah ini membuka lapangan kerja hijau atau green jobs makin besar.
Kepala Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) Kementerian ESDM, Ariana Soemanto, mengatakan tren bauran EBT setiap tahun mengalami peningkatan. Bauran EBT Indonesia pada 2023 mecapai 13%.
“Yang menarik adalah dari 2015 memang ada tren EBT relatif terus naik. pertanyaannya, ke depannya gimana?,” kata Ariana saat Talkshow “Energy Transition Green Jobs towards Society 5.0”, di Kemeterian ESDM, Jakarta, Rabu (29/2).
Menurut data Lemigas, konsumsi energi di Indonesia paling tinggi adalah batu bara 40% dan minyak bumi 30%. Selanjutnya, gas bumi 16% sebagai energi yang lebih bersih dan disusul energi terbarukan.
Lemigas mencatat mayoritas atau 88% konsumsi energi Indonesia masih dari energi fosil. Dimana, konsumsi energi terbarukan ditargetkan naik menjadi 23% pada 2025.
Berdasarkan catatan BP Energi Outlook 2020, konsumsi batu bara dunia masih tinggi. Namun, konsumsi batu bara akan mengalami penurunan pada 2050
Sementara, konsumi EBT dunia mulai mengalami peningkatan dari 2020 hingga 2050. Aria masih meyakini prediksi dunia dimana energi batu bara akan mengalami penurunn.
“Jadi kita masih percaya di dunia pun memprediksi 2050 nanti batubaranya akan kecil. Ini yang ngomong kan lembaga global,” ucapnya.
Ariana mengatakan, perusahaan-perusahaan minyak dan gas (migas) dunia mulai investasi atau akuisisi perusahaan renewable energy. Misalnya, Total, Equinor, Shell, ENI, BP, PTT hingga Petronas.
Menurutnya, dengan hadirya perusahaan migas di industri EBT menandakan tren mulai berubah. Sehingga, lowongan pekerjaan hijau atau greenjobs makin besar.
“Trennya mulai berubah. jadi nanti lowongan kerja di EBT makin besar meski oil company,” ujar dia.