Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto menjalin kerja sama pengelolaan sampah dengan startup Rekosistem. Kerja sama tersebut melibatkan sejumlah perusahaan raksasa dari Jepang.
Dalam kerjasama tersebut, Rekosistem akan menerima sampah yang dikumpulkan dari kawasan kota, lalu dilakukan pemilahan, pendataan, dan pemulihan material dengan pendekatan ekonomi sirkular. Dengan demikian, angka daur ulang di Kota Mojokertodoharapkan bertambah.
Pj Wali Kota Mojokerto, Ali Kuncoro mengatakan Kota Mojokerto menghasilkan sampah sebesar 82 ton per hari. Pada 2022, Kecamatan Magersari menjadi penyumbang sampah terbesar di Kota Mojokerto.
Kerjasama Rekosistem dilakukan dengan Pemerintah Kota dan Dinas Lingkungan Hidup Kota Mojokerto bersama Konsorsium Perusahaan Jepang di Indonesia dibawah naungan Japan Clean Ocean Material Alliance (CLOMA). Perusahaan yang terlibat terdiri dari, Ajinomoto, Marubeni, Panasonic, Unicharm dan Yakult, serta didukung oleh Japan International Cooperation Agency (JICA).
Ali mengatakan, pengeloaan sampah begitu kompleks. Hal ini utamanya tidak terlepas dari fakta bahwa masih kurangnya kesadaran masyarakat.
"Penandatangan kerjasama strategis antara Lembaga Pemerintah, sektor swasta dan Rekosistem adalah langkah besar dalam perjalanan kami menuju pengelolaan sampah yang lebih efektif dan ramah lingkungan di Kota Mojokerto,” kata Ali dalam keterangan pers dikutip, Rabu (24/4).
Melalui TPST Magersari, Pemkot Mojokerto berharap dapat mencapai tingkat daur ulang yang lebih tinggi dan memberikan kontribusi positif bagi lingkungan dan pertumbuhan ekonomi.
TPST Magersari berukuran 1.940 meter kubik dengan kapasitas mencapai lebih dari 1.800 ton setiap tahunnya. Pemkot Mojokerto dan Rekosistem menargetkan tingkat daur ulang anorganik (recycling rate) sebesar 30 persen.
Sementara itu, Co-Founder dan Chief Executive Officer Rekosistem, Ernest Layman, menyambut positif kerjasama pengelolaan sampah di Kota Mojokerto. Ernest mengatakan kolaborasi yang dilakukan antara lembaga pemerintah dan sektor swasta menjadi wujud kesadaran kolektif dalam mendorong perencanaan dan penerapan tata kelola manajemen sampah yang lebih ideal.
Ia menjelaskan manajemen sampah di TPST Magersari akan menggunakan pendekatan ekonomi sirkular dan waste-to-energy.
“Kami sangat senang menjadi bagian dari kerjasama ini untuk mengelola sampah di Kota Mojokerto melalui TPST Magersari. Ke depannya, Rekosistem berharap dapat mengelola seluruh TPS di Kota Mojokerto dan mewujudkan ekosistem berkelanjutan,” kata Ernest.
Pada tahun pertama, TPST Magersari akan fokus menangani klien yang sudah terkumpul saat ini. Metodologi pengelolaan sampah juga ditingkatkan agar beroperasi sesuai dengan prinsip keberlanjutan dan selanjutnya kapasitasnya bisa diperluas secara organik.