Kemenperin Siapkan Aturan Dekarbonisasi Industri Semen, Ini Bocorannya

ANTARA FOTO/Arnas Padda/YU
Pekerja mengangkut semen di Pelabuhan Rakyat Paotere, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (12/6/2024). Kementerian Perindustrian mulai menyusun peta jalan dekarbonisasi industri semen dengan fokus strategi seperti penurunan rasio klinker terhadap semen, peralihan ke bahan bakar alternatif, efisiensi energi hingga pengembangan teknologi inovatif guna menekan emisi karbon yang dihasilkan dari produksi semen yang mencapai sekitar 0,869 ton karbon dioksida (CO2) per ton semen.
2/7/2024, 10.18 WIB

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah menyusun peta jalan atau roadmap terkait dekarbonisasi industri semen. Peta jalan tersebut nantinya akan dikeluarkan dalam bentuk Peraturan Menteri Perndustrian.

Direktur Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Nonlogam (ISKPBGN), Putu Nadi Astuti, mengatakan penyusunan peta jalan bertujuan untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) dalam sektor industri, serta melakukan inventarisasi capaian penurunan emisi gas rumah kaca.

Putu mengatakan, Kemenperin melakukan pemantauan aksi mitigasi emisi karbon di industri semen. Hal ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk menyusun strategi, rencana aksi, dan target dekarbonisasi industri semen 2025-
2050 yang bersifat kuantitatif dan terukur.

"Ditargetkan industri semen nasional mampu mencapai NZE pada tahun 2050, ujarnya dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (2/7).

Menurut Putu, beberapa fokus strategis dalam roadmap tersebut adalah penurunan rasio klinker terhadap semen, peralihan ke bahan bakar alternatif, efisiensi energi, pengembangan teknologi inovatif, dan pengembangan kebijakan
pemerintah yang dapat mendukung program-program tersebut.

“Sebagai tindak lanjut dari implementasi dan untuk memperkuat legalitas roadmap dekarbonisasi industri
semen nasional, kami berencana meningkatkan roadmap tersebut menjadi Peraturan Menteri," ujarnya.

Putu mengatakan,  selanjutnya Peraturan Menteri dimaksud dapat menjadi landasan bagi produsen semen di Indonesia untuk mengembangkan roadmap dekarbonisasi masing-masing.

Dia mengatakan, industri semen menjadi salah satu industri yang terus menunjukkan kekuatan dan peran signifikan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Saat ini terdapat 16 produsen semen yang terintegrasi dan memiliki total kapasitas produksi mencapai 120 juta ton per tahun (Mta).

Hal itu menjadikan Indonesia menempati posisi sebagai salah satu produsen semen terbesar di Asia Tenggara. Konsumsi semen yang tinggi di Indonesia ini merupakan indikator penting dari pertumbuhan ekonomi yang stabil.

“Produsen semen Indonesia terus melakukan perbaikan berkelanjutan untuk memastikan keberlanjutan dan
menciptakan iklim usaha yang kondusif, serta meningkatkan daya saing di pasar regional dan global,” kata Putu.

Pada kesempatan Cemtech Asia 2024 yang diselenggarakan beberapa waktu lalu, salah satu program
keberlanjutan yang diinisiasi oleh produsen semen Indonesia adalah dekarbonisasi industri dan menghasilkan
produk semen ramah lingkungan untuk mencapai Net Zero Emission di masa depan. Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia terhadap perubahan iklim dan keberlanjutan.

Terkait hal ini, Cemtech Asia 2024 diselenggarakan dengan dukungan dari Asosiasi Semen Indonesia (ASI), yang mewakili 120 juta ton kapasitas semen di salah satu pasar terbesar di Asia. Dalam acara tersebut, hadir pula Ketua Umum ASI, Lilik Unggul Raharjo, Direktur Utama Perusahaan Manufaktur Semen Indonesia, dan Direktur Pelaksana Majalah
International Cement Review, Thomas Armstrong.