Penduduk di 7 Kota RI Ini Rentan Alami Gangguan Tidur Imbas Perubahan Iklim

Pixabay/Tumisu
Ilustrasi Kurang Tidur
9/8/2024, 12.53 WIB

Analisis terbaru lembaga non profit yang fokus pada isu perubahan iklim, Climate Central menyatakan  dampak perubahan iklim bisa menyebabkan gangguan tidur. Banyaknya malam dengan suhu di atas batas nyaman atau aman, dapat memicu epidemi kurang tidur, penyakit akut dan kronis, serta masalah kesehatan mental.

Peneliti Dampak Iklim di Climate Central, Michelle Young, mengatakan perubahan iklim menyebabkan peningkatan suhu malam hari yang berbahaya di seluruh dunia.

Analisis tersebut mencatat bahwa Indonesia mengalami peningkatan suhu rata-rata nasional di atas 25 derajat celcius sebanyak 12 malam akibat perubahan iklim. Beberapa kota besar di Indonesia menghadapi dampak malam-malam terburuk.

Di Cilacap, suhu malam meningkat sebanyak 85 malam, di Surabaya 79 malam, dan Padang 74 malam. Selain itu, Denpasar mengalami 35 malam dengan suhu di atas 25 derajat celcius, sementara Jakarta, Bekasi dan Tangerang mengalami dua minggu dengan kenaikan suhu serupa.

Michelle mengatakan, malam dengan suhu di atas 25, 20, atau bahkan 18 derajat celcius dapat berdampak negatif pada tidur dan kesehatan. Suhu di atas 25 derajat celcius adalah ambang batas bagi negara-negara tropis atau Asia.

"WHO merekomendasikan agar suhu ruangan dijaga maksimal 24 derajat celcius di malam hari," ujar Michelle dalam keterangan, Jumat (9/8).

Climate Central menganalisis bagaimana perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia, meningkatkan malam-malam panas ini. Lembaga tersebut juga menganalisis berapa banyak orang yang terkena dampaknya setiap tahun, antara 2014 dan 2023.

"Berdasarkan penelitian tersebut, rata-rata sekitar 2,4 miliar orang per tahun mengalami setidaknya tambahan dua minggu dengan suhu minimum di atas 25 derajat celcius, dan lebih dari 1,3 miliar orang mengalami setidaknya tambahan dua minggu per tahun dengan suhu malam melebihi 20 derajat celcius akibat perubahan iklim," ujar Michelle.

Bahaya Suhu Malam yang Tinggi

Menurutnya, suhu malam hari meningkat lebih cepat daripada suhu siang hari karena bumi semakin memanas. Perubahan iklim, yang disebabkan oleh pembakaran fosil seperti batu bara, minyak, dan gas, serta penebangan hutan, mempercepat peningkatan suhu malam hari.

"Para ahli memperingatkan bahwa dampak kesehatan masyarakat yang kritis akan meningkat akibat panas ekstrem dan gangguan tidur," ucapnya.

Dia mengatakan, suhu malam yang tinggi sangat berbahaya karena mencegah tubuh mendingin dan pulih dari panas di siang hari. Ini meningkatkan risiko stroke, kondisi kardiovaskular lainnya, dan kematian.

Malam panas juga menurunkan kualitas dan durasi tidur di seluruh dunia, yang memiliki berbagai dampak negatif pada kesehatan fisik dan mental, fungsi kognitif, serta perkembangan dan pembelajaran otak anak-anak.

"Tidur yang pendek dan berkualitas buruk juga dapat memperpendek harapan hidup dan meningkatkan risiko kecelakaan," ujarnya.

Reporter: Djati Waluyo