Bahaya Pemanasan Global, Sejumlah Pulau di Indonesia Terancam Tenggelam

ANTARA FOTO/Rifqi Raihan Firdaus/Spt.
Warga menambatkan perahunya di pesisir pantai Kampung Beting, Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (28/10/2023). Bappenas mengungkapkan perubahan iklim yang mengakibatkan kenaikan permukaan air laut antara 0,8 hingga 1,2 cm per tahun yang terus terjadi di wilayah Indonesia akan mengancam lingkungan hidup 160 juta jiwa masyarakat pesisir.
17/9/2024, 14.56 WIB

 Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyatakan sepertiga pulau di Indonesia terancam tenggelam akibat pemanasan global. Kondisi pemanasan global tersebut salah satunya disebabkan oleh sektor energi yang banyak menghasilkan emisi.

Untuk mencegah hal itu, dia mengatakan, seluruh negara di dunia perlu segera melakukan transisi energi, termasuk Indonesia.

"Kita sering mendengar, Indonesia terdiri dari 17.000 pulau. Kalau kita tidak melakukan transisi energi, mungkin tinggal sisa 2/3," ujar Berly dalam “Forum Menuju Indonesia Hijau', di Jakarta, Selasa (17/9).

Berly mengatakan, akan ada beberapa wilayah di pulau-pulau besar di Indonesia yang terancam tenggelam akibat pemanasan global. Salah satunya adalah kawasan pantai utara Jawa, Sumatera bagian timur, dan Kalimantan bagian selatan.

Selain menyebabkan sejumlah pulau hilang, Berly mengatakan, pemanasan global juga bisa berdampak pada hasil panen. Pemanasan global menyebabkan perubahan iklim yang berdampak pada tidak teraturnya curah hujan dan ketidakpastian waktu tanam.

Masalah Kesehatan

Berly mengatakan, emisi dari energi juga kerap menimbulkan masalah kesehatan. Salah satunya disebabkan perusahaan penghasil listrik mandiri atau Independent Power Producer (IPP) yang menggunakan pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batubara.

Pasalnya, dia mengatakan, unsur-unsur yang dikeluarkan dari hasil pembakaran batubara untuk menghasilkan listrik akan sangat berbahaya bagi kesehatan jika dihirup secara berkepanjangan. Hal itu juga akan menghabiskan biaya kesehatan sangat besar.

"Khususnya Manula dan anak kecil. Jadi biayanya sangat besar," ujarnya.




Reporter: Djati Waluyo