Mayoritas masyarakat Jawa Barat belum mengetahui program calon gubernur terkait transisi energi dan perubahan iklim di tengah tingginya kesadaran mengenai dampak dari perubahan iklim. Namun, responden mulai menyadari isu transisi energi dan dampak perubahan iklim penting sebagai pertimbangan dalam pilihan politiknya.
Hal itu terungkap dari hasil survei tentang persepsi masyarakat Jabar mengenai isu transisi energi dan dampak perubahan iklim yang diselenggarakan oleh Center for Economics and Development Studies (CEDS) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran, Koalisi Untuk Energi Bersih (KUTUB) Jawa Barat, dan Indonesia Cerah. Jumlah responden dalam survei ini mencapai 480 responden, dengan usia responden di bawah 25 tahun hingga lebih dari 65 tahun.
Peneliti CEDS Viktor Pirmana mengatakan sebanyak 93,8% responden menyadari cuaca semakin tidak menentu dengan tingkat kesadaran tertinggi. Sebagian besar responden mulai merasakan dampak krisis iklim dalam kehidupan sehari-hari, khususnya terkait kesehatan dan ekonomi di masa depan.
Namun, mayoritas responden atau 69,2% responden belum mengetahui program-program yang ditawarkan oleh calon gubernur Jabar terkait permasalahan lingkungan, transisi energi, dan iklim.
"Bergerak dari kesadaran tersebut isu transisi energi dan dampak-dampak dari perubahan iklim mulai menjadi pertimbangan responden dalam pilihan politiknya," ujar Viktor dalam keterangan tertulis, Jumat (18/10).
Dalam survei tersebut juga menunjukkan responden mendukung tindakan nyata dan segera dari pemerintah untuk mengatasi permasalahan iklim. Sebanyak 53,3% responden mendukung penggunaan anggaran daerah untuk pengembangan energi terbarukan. Responden juga sepakat penggunaan dana tersebut harus memperhatikan urgensi kebijakan transisi energi dan mitigasi dampak perubahan iklim di atas.
“Survei ini dapat menjadi acuan bagi para pemangku kepentingan dalam momentum Pilkada 2024. Cagub dan cawagub Jabar harus dapat merumuskan kebijakan yang lebih berkelanjutan di masa kepemimpinannya nanti, serta mendorong keterlibatan aktif masyarakat dalam transisi energi yang adil dan berkelanjutan," ujarnya.
Lembaga-lembaga yang terlibat dalam survei ini berharap temuan survei ini menjadi dokumen strategis bagi cagub-cawagub dan penyelenggara Pemilu.
Prioritas Agenda Politik untuk Mempercepat Transisi Energi
Direktur Eksekutif Indonesia Cerah Agung Budiono mengatakan temuan dari survei tersebut penting bagi cagub dan cawagub Jabar untuk segera memprioritaskan agenda politik kampanye yang jelas untuk mempercepat transisi energi sekaligus menyiapkan antisipasi dampak krisis iklim yang semakin nyata di depan mata.
"Adanya substansi ini tentu akan menambah daya tarik pemilih yang mulai khawatir terhadap isu tersebut,” ujar Agung.
Survei ini juga mengangkat permasalahan sampah dan krisis iklim. Mayoritas responden generasi muda mendukung implementasi program-program pemerintah untuk sistem daur ulang sampah dan pelarangan plastik sekali pakai di kota mereka.
Agung mengatakan hasil temuan kualitatif sementara dalam survei tersebut menunjukkan pentingnya meningkatkan kesadaran soal peningkatan penggunaan energi bersih terbarukan yang ramah lingkungan. Survei ini juga menunjukkan responden menuntut langkah nyata percepatan pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara di Jabar untuk mengurangi emisi.
Pemerintah Provinsi Jabar di masa depan diimbau memperkuat kebijakan lingkungan, khususnya yang berfokus pada energi ramah lingkungan. Agung menilai isu transisi energi dan perubahan iklim perlu diintegrasikan dalam kampanye politik lokal guna menciptakan komitmen yang lebih kuat dari calon pemimpin dalam menangani krisis iklim.
"Selain itu, ahli juga menyimpulkan isu transisi energi dan krisis iklim menjadi menarik bagi pemilih karena pengaruh langsungnya terhadap kehidupan sehari-hari," ujarnya.
Saat ini ada empat bakal pasangan cagub dan cawagub yang akan bersaing di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jabar. Mereka adalah Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan, Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie, Acep Adang Ruhiyat-Gitalis Dwi Natarina (Gita KDI), serta Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja.