Tangerang Selatan Jadi Kota dengan Kualitas Udara Terburuk di Indonesia Pagi Ini

ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/tom.
Kota Tangerang Selatan, Banten menempati peringkat pertama kawasan dengan kualitas udara terburuk di Indonesia pada Senin pagi (4/11).
Penulis: Djati Waluyo
4/11/2024, 11.15 WIB

Kota Tangerang Selatan, Banten menempati peringkat pertama kawasan dengan kualitas udara terburuk di Indonesia pada Senin pagi (4/11). Berdasarkan data yang dihimpun website pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 10.53 WIB, Tangerang Selatan memiliki indeks kualitas udara (AQI) sebesar 157 poin atau berada pada kategori tidak sehat.   

Meski sore hingga malam kemarin Tangerang Selatan diguyur hujan, kualitas udara pada pagi ini masih tetap tidak sehat. Warga diimbau untuk menggunakan masker jika ingin beraktivitas di luar ruangan.

Berikut ini lima kota dengan kualitas udara terburuk di Indonesia pada Senin (4/11):    

1. Tangerang Selatan, Banten dengan AQI poin 157 atau berada pada kategori tidak sehat.  

2. Jakarta dengan AQI poin 143 atau berada pada kategori tidak sehat untuk kelompok sensitif. 

3. Bandung, Jawa Barat dengan AQI poin 125 atau berada pada kategori tidak sehat untuk kelompok sensitif. 

4. Kota Tangerang, Banten dengan AQI poin 123 atau berada pada kategori tidak sehat untuk kelompok sensitif. 

5. Depok, Jawa Barat dengan AQI poin 121 atau berada pada kategori tidak sehat untuk kelompok sensitif. 

Kota besar dengan kualitas udara paling buruk di dunia ditempati oleh Delhi di India dengan AQI poin 442 atau masuk dalam kategori berbahaya.  Pada kategori tersebut, kualitas udara di Delhi dapat merugikan kesehatan dan menimbulkan gangguan serius pada populasi manusia.

Indeks AQI menunjukkan konsentrasi polutan udara yang menunjukkan kategori kualitas udara.  Kategori baik memiliki rentang PM 2,5 sebesar 0-50, yakni tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika.   

Kategori sedang dengan rentang PM2,5 sebesar 51-100, yakni kualitas udaranya yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika .     

Kategori tidak sehat untuk kelompok sensitif berada pada rentang PM 2,5 101-150. Di rentang ini, kualitas udara tidak sehat bagi kelompok sensitif dan bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.   

Kategori tidak sehat dengan rentang PM 2,5 di angka 151-200, yaitu kualitas udara di wilayah tersebut tidak sehat bagi manusia untuk beraktivitas di luar.    

Kategori sangat tidak sehat dengan rentang PM2,5 sebesar 200-299 atau kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar.     

Kategori berbahaya dengan rentang PM 2,5 sebesar 300-500 atau secara umum kualitas udaranya dapat menimbulkan gangguan kesehatan yang serius pada populasi manusia.

Reporter: Djati Waluyo