Banyak Pemda Tidak Prioritaskan Anggaran Mitigasi Banjir

ANTARA FOTO/Idhad Zakaria/Spt.
Sejumlah pelajar melewati banjir menggunakan perahu saat kembali ke rumah mereka di Desa Gentasari, Kroya, Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (4/12/2024).
4/12/2024, 20.57 WIB

Mitigasi banjir kerap terkendala dana yang dianggarkan pemerintah daerah, termasuk di tingkat kelurahan. Peneliti Queensland University of Technology , Connie Susilawati, mengatakan banyak pemerintah daerah yang tidak memprioritaskan upaya pencegahan banjir di dalam rancangan anggaran yang akan dikeluarkan dalam jangka waktu satu tahun.

Hal tersebut terungkap pada kolaborasi penelitian antara Queensland University of Technology (QUT), Istitute Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), dan Pemerintah Kota Surabaya yang didukung oleh Pemerintah Australia melalui Koneksi.

Connie mengatakan, ketersediaan dana tersebut tidak tergantung pada besar atau kecilnya anggaran yang dimiliki daerah, namun kesadaran dari otoritas pemerintahan.

"Jadi tergantung dari daerahnya mereka memprioritaskan atau engga. Istilahnya dimana ada kemauan disitu ada jalan," ucapnya dalam diskusi, di Jakarta, Rabu (4/12).

Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, diperlukan adanya peningkatan dana desa untuk dapat berinvestasi pada tindakan mitigasi banjir. Selain itu, diperlukan diversifikasi sumber dana mitigasi bencana, baik melalui sumbangan masyarakat maupun memaksimalkan koneksi politik. Solusi ketiga yaitu memperkuat implementasi insentif kampung madani untuk meningkatkan kapasitas keuangan desa.

Menurut dia, pemerintah daerah harus memprioritaskan kelompok masyarakat rentan pada upaya memperkuat ketahanan menghadapi bencana banjir khususnya di wilayah perkotaan. Kelompok masyarakat rentan perlu mendapat perhatian khusus karena tidak memiliki sumber daya dan kemampuan antisipasi terhadap bencana, sehingga dampak yang mereka alami jauh lebih besar dan berkepanjangan.

"Kelompok masyarakat yang tidak rentan cenderung memiliki antisipasi yang lebih baik dalam menghadapi banjir dan setelah banjir,” ujar Connie.

Adapun kelompok yang termasuk masyarakat rentan antara lain anak-anak, perempuan, lanjut usia, penyandang disabilitas, dan yang terpinggirkan secara sosial dan ekonomi. Connie mengatakan, masyarakat rentan perlu mendapatkan perhatian khusus dari organisasi masyarakat dan pemerintah, selain mengandalkan jaringan keluarga dan orang terdekat.

Reporter: Djati Waluyo