Suhu Minimum Dieng Sentuh Minus 2 Derajat Celcius, Embun Membeku

Vecteezy.com/Rumel Akbar
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Banjarnegara mencatat suhu minimum di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, mencapai minus 2 derajat celcius yang menyebabkan munculnya fenomena embun upas (beku).
Penulis: Hari Widowati
21/7/2025, 08.27 WIB

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Banjarnegara mencatat suhu minimum di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, mencapai minus 2 derajat celcius yang menyebabkan munculnya fenomena embun upas (beku).

Kepala BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara Hery Susanto Wibowo mengatakan suhu ekstrem tersebut tercatat pada permukaan rumput di Kompleks Candi Arjuna, Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara.

"Dari pengamatan kami, suhu permukaan turun hingga minus 2 derajat celcius, sedangkan suhu udara minimum di sekitar Dieng berkisar antara 2 hingga 6 derajat celcius," kata Hery seperti dikutip Antara, Sabtu (19/7).

Sejak awal Juli 2025, fenomena embun upas telah terjadi tiga kali selama musim kemarau tahun ini, yakni pada 10 dan 11 Juli yang mencapai 0 derajat Celcius, serta 18 Juli yang mencapai minus 2 derajat celcius.

Ia mengakui catatan historis suhu ekstrem yang terjadi di Dieng sebelumnya belum terdokumentasi secara lengkap oleh BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara. Hal itu disebabkan BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara baru bisa mengakses secara langsung peralatan pemantauan suhu permukaan tersebut sejak tahun 2025. Sebelumnya, alat tersebut dioperasikan secara aktif oleh BMKG Semarang.

Namun, berdasarkan pengamatan umum dan data terbatas, suhu minimum di kawasan tersebut bisa mencapai antara minus 2 derajat celcius hingga minus 4 derajat celcius pada musim kemarau.

BMKG memperkirakan puncak musim kemarau 2025 di wilayah Dieng akan terjadi pada bulan Juli-Agustus. Hal ini menimbulkan potensi penurunan suhu lebih ekstrem dan kejadian embun upas masih berpotensi terjadi.

“Kondisi seperti ini cukup ekstrem untuk wilayah tropis. Biasanya suhu minimum di wilayah itu sekitar 20-30 derajat celcius pada siang hari,” katanya.

Hery mengimbau masyarakat di Dieng, khususnya petani dan pelaku sektor pariwisata, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak embun upas.

“Tanaman yang rentan seperti kentang perlu dilindungi, dan wisatawan diharapkan menyiapkan pakaian hangat agar tidak terjadi gangguan kesehatan akibat cuaca dingin ekstrem,” kata Hery.

Fenomena Embun Upas Jadi Daya Tarik Wisatawan

Sri Utami, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dieng Dinas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Kabupaten Banjarnegara, mengatakan fenomena embun beku terlihat jelas di area lapangan dekat Candi Setyaki, pada Sabtu (19/7) pagi.

"Di lapangan dekat Candi Setyaki cukup tebal, kalau di Candi Arjuna juga ada, tapi tipis,” kata Sri Utami.

Fenomena tersebut menyedot animo wisatawan yang datang ke lokasi sejak pagi karena bertepatan dengan akhir pekan, sehingga banyak wisatawan yang berkunjung ke Dieng.

Utami menyarankan wisatawan yang ingin menikmati fenomena embun beku disarankan sudah berada di lokasi sekitar pukul 05.30 WIB.

“Jangan lupa menggunakan jaket, penutup kepala dan sarung tangan. Kami sarankan juga makan minum yang cukup karena udara sangat dingin," kata Utami.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Antara