YKAN Bawa Musik Alam untuk Kampanye Lingkungan di Kota-Kota Besar
Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) menggunakan live music Suara Alam Nusantara sebagai salah satu cara mengkampanyekan perlindungan alam. Suara tersebut asli direkam dari hutan di Kalimantan, Papua, dan wilayah kerja YKAN lainnya, tanpa melalui proses editing.
“Suara Alam Nusantara membawa kembali suara alam di luar sana yang jauh dari perkotaan, untuk bisa dinikmati dengan mudah bagi masyarakat di kota-kota besar,” kata Direktur Komunikasi YKAN, Priscilla Christin, dalam diskusi Katadata Green Collabs: Selaras Urban, di Taman Literasi Martha Christina Tiahahu, Jakarta Selatan, pada Sabtu (23/8).
Christin menambahkan, harapannya suara tersebut dapat dinikmati sekaligus menggugah masyarakat untuk lebih menghargai alam.
Musik karya alam ini dapat dinikmati di platform streaming musik Suara Alam Nusantara di Spotify maupun di kanal Youtube Yayasan Konservasi Alam Nusantara. Musik karya alam tersebut antara lain berasal dari suasana Sungai Kelay, Kalimantan Timur; Hutan Wehea, Kalimantan Timur; bawah laut Raja Ampat, Papua Barat; dan Danau Nyadeng, Kalimantan Timur.
Selama sepuluh tahun berdiri, YKAN telah bekerja di 14 provinsi di Indonesia, baik di wilayah terestrial maupun wilayah lautan. Untuk menghadapi krisis ganda, yaitu krisis iklim dan krisis biodiversitas, Christin mengungkapkan perlunya kolaborasi.
“Tantangannya besar, banyak. Tapi pekerjaan rumah (PR)-nya tidak mungkin diselesaikan sendiri. Perlu kolaborasi dan kemitraan,” jelasnya.
Bersama pemerintah dan sektor swasta, YKAN melakukan upaya konservasi sekaligus kampanye publik, salah satunya dengan Suara Alam Nusantara.