Butuh Seribu MW Per Tahun Dari PLTS untuk Capai Target Bauran Energi

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Ilustrasi. Indonesia membutuhkan tambahan kapasitas daya terpasang dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sebesar 1 ribu megawatt setiap tahun guna mengejar target bauran energi sebesar 23% di 2025.
26/11/2020, 19.00 WIB

Pemerintah menargetkan target bauran energi baru terbarukan atau EBT pada 2025 sebesar 23%. Namun hingga kini realisasinya baru mencapai mencapai 10%.

Hal ini membuat target tersebut akan sangat sulit tercapai tanpa langkah nyata. Sektor pembangkit listrik tenaga surya alias PLTS bakal menyumbang setidaknya 6.500 megawatt (MW).

Ketua Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) Andhika Prastawa menyampaikan, Indonesia membutuhkan tambahan kapasitas daya terpasang dari PLTS sebesar 1 ribu megawatt setiap tahun guna mengejar target itu.

Saat ini kapasitas terpasang dari PLTS masih kurang dari 200 megawatt. "Ini membuka kesenjangan yang harus dicapai dalam tahun-tahun mendatang," kata dia dalam The 9th Indonesia EBTKE Virtual Conference and Exhibition 2020, Kamis (26/11).

Pemerintah perlu menerbitkan berbagai kebijakan untuk mempercepat pengembangan energi surya di Indonesia. Salah satunya menggenjot pemakaian PLTS Atap.

Untuk sistem kelistrikan di pulau Jawa, misalnya, kapasitas terpasang listriknya sekitar 20 ribu megawatt pada siang hari. Sebagian besar pembangkitnya berbahan bakar batu bara atau PLTU sehingga butuh 2,5 gigawatt PLTS Atap untuk mencapai paling tidak 50% dari target bauran energi nasional.

Pencapaian target EBT tidak dapat dilakukan sendiri oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). AESI memandang peran Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam menyukseskan program ini cukup vital.

Kementerian tersebut dapat mengarahkan korporasi pelat merah memanfaatkan energi surya. "Seperti Angkasa Pura, Pelindo, BUMN pertambangan dan sebagainya," kata dia.

Subsidi Listrik Bakal Dialihkan unuk Bangun PLTS Atap?

Guna mengejar target bauran energi 23% di 2025, pemerintah sebelumnya berencana akan mengalihkan dana subsidi listrik untuk PLTS Atap. Kementerian ESDM masih menggodok program ini.

Apabila terealisasi, pemerintah tidak perlu lagi memberikan tambahan subsidi listrik yang selama ini membebani keuangan negara. Penggunaan PLTS Atap juga dinilai bakal mengurangi biaya PLN dalam memproduksi listrik.

Rencananya, PLTS Atap tersebut diperuntukan bagi rumah-rumah pelanggan listrik bersubsidi. Targetnya, konsumsi listrik PLN akan berkurang dan diganti dari pembangkit surya.

Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian ESDM Harris, menyebutkan pemerintah tengah menyiapkan konsep guna merealisasikan rencana itu. Upaya ini juga untuk mengejar target bauran energi terbarukan 23 % pada 2025. “Kami coba menyisihkan atau memindahkan peruntukkan subsidi ke PLTS rooftop,” kata Harris September lalu.

Reporter: Verda Nano Setiawan