Dahlan Iskan Kritik Banyaknya BUMN Pemegang Saham Holding Baterai

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.
Menteri BUMN Erick Thohir bersiap mengikuti konferensi pers pendirian Indonesia Battery Corporation (IBC) di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (26/3/2021).
20/5/2021, 18.29 WIB

Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengkritik keputusan pemerintah yang menetapkan perusahaan pelat merah sebagai pemegang saham di Indonesia Battery Corporation (IBC). Pasalnya hal ini berpotensi menghambat proses pengambilan keputusan holding baterai ini ke depannya.

Keempat perusahaan pelat merah pemegang saham di IBC yaitu MIND ID, PT Aneka Tambang Tbk (Antam), Pertamina, dan PLN. Porsi kepemilikan saham masing-masing BUMN ini adalah 25%.

"Dengan empat perusahaan menjadi pemegang saham, maka hal ini akan menambah keruwetan pengambilan keputusan di IBC. Sementara perkembangan teknologi untuk pembuatan baterai listrik sendiri terus mengalami perubahan. Pengambilan keputusan harus cepat," ujarnya dalam sebuah diskusi virtual pada Kamis (20/5).

MIND ID dan Antam memasok bijih nikel, Pertamina manufaktur produk hilir meliputi pembuatan battery cell, battery pack, dan energy storage system (ESS). Sedangkan PLN memproduksi sel baterai, stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU), dan integrasi sistem manajemen energi (energy management system/EMS).

Dahlan mencontohkan, misalkan pada saat pabrik masih dibangun lalu muncul teknologi baru yang lebih maju, maka teknologi pabrik baterai tersebut akan tertinggal jika proses pengambilan keputusannya lambat. Oleh karena itu dia menyarankan supaya pemerintah memangkas pemegang saham dalam holding baterai.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan