Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) memperkirakan kebutuhan dana program mandatori biodiesel B30 pada 2022 mencapai Rp 39,11 triliun untuk menyalurkan 10,15 juta kilolter (KL) B30.
Direktur Penyaluran Dana BPDPKS Edi Wibowo mengatakan target penyaluran FAME (fatty acid methyl ester) atau B30 tahun depan sebesar 10,15 juta KL. Dengan rata-rata selisih harga indeks pasar (HIP) solar HIP biodiesel sebesar Rp 3.853/liter dengan rentang Rp 3.060 hingga Rp 5.483.
"Perkiraan kebutuhan dana untuk penyaluran FAME tahun 2022 yakni sebesar Rp 39,11 triliun," ujarnya dalam Dialog Webinar B40 Majalah Sawit Indonesia, Selasa (30/11).
Menurut laporan BPDPKS realisasi pendanaan untuk penyaluran program biodiesel hingga November 2021 telah mencapai Rp 44,23 triliun untuk menyalurkan biodiesel sebanyak 7,93 juta KL.
Sementara itu, untuk tahun 2020 realisasi pendanaan penyaluran biodiesel telah mencapai Rp 28,09 triliun untuk penyaluran volume 8,4 juta KL. Adapun jika dilihat dari segi volume, penyaluran biodiesel dari tahun 2015 hingga 2021 mengalami tren peningkatan.
Dari yang awalnya hanya 0,43 juta KL di tahun 2015 hingga November 2021 angkanya telah mencapai 7,93 juta KL. "Kalau kita perhatikan volume penyalurannya dari 2015-2021 menunjukkan tren yang meningkat cukup signifikan," kata dia.
Selain itu, Edi mengatakan implementasi pemanfaatan biodiesel melalui insentif pendanaan BPDPKS bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan. Sehingga dampak positifnya dapat mengurangi emisi CO2, menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan petani sawit.
Berdasarkan data, dampak kebijakan mandatori biodiesel sejak Agustus 2015 hingga Oktober 2021 dapat mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 46,95 juta ton CO2. Kemudian penggunaan biodiesel dari kelapa sawit 31,40 juta KL.
Pajak yang dibayarkan kepada negara sebesar Rp 8,99 triliun, kemudian penghematan devisa sebab tidak perlu lagi impor solar sebesar Rp 176 triliun. Selanjutnya, peningkatan nilai tambah industri hilir sawit mencapai Rp 45,53 triliun.