Jumlah emisi karbon dan gas rumah kaca yang berhasil diturunkan dari penerapan biodiesel B30 terus meningkat seiring bertambahnya distribusi bahan bakar nabati tersebut.
Hasil sementara dari uji jalan biodiesel B40 pada kendaraan diesel menunjukkan bahan bakar nabati ini aman untuk mesin tidak menyebabkan kendaraan mogok dan masalah lainnya.
Pengembangan bioetanol dinilai bisa menjadi alternatif di saat krisis energi dan dapat mengurangi emisi karbon dari pembakaran BBM di sektor transportasi.
Produk Pertamina Renewable Diesel merupakan produk andalan terbaru bahan bakar nabati HVO (Hydrotreated Vegetable Oil) yang telah diekspor ke Singapura.
Pemerintah terus menggenjot program biodiesel hingga ke B40. Namun kadar campuran biodiesel yang tinggi membawa risiko tersendiri terhadap mesin kendaraan.
Untuk memproduksi biodiesel sebagai pengganti BBM, ESDM mengkaji penggunaan sisa olahan sampah, sorgum, tebu, singkong, rumput gajah, jarak pagar, dan nyamplung.