Pemerintah akan menggenjot penggunaan bahan bakar nabati (BBN) biodiesel B35 dan bioetanol E5 tahun ini untuk mengurangi impor minyak yang masih tinggi.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyampaikan bahwa tahun ini Indonesia berpotensi menghemat devisa hingga Rp 161 triliun dari implementasi program B35.
Pertamina melaporkan angka penjualan produk BBM ramah lingkungan Pertamax Green 95 hingga 1 Agustus berada di kisaran 35.000 kiloliter (kl) sejak diluncurkan pertama kali pada Senin, 24 Juli 2023.
Pemerintah dinilai harus meningkatkan keanekaragaman sumber bahan bakar nabati seiring rencana peluncuran Pertamax Green yang merupakan campuran Pertamax dengan bioetanol.
Pemerintah berencana menjual BBM campuran Pertamax - Bioetanol E5 Rp 13.500 per liter. Saat ini Pertamax Green akan diujicoba untuk diluncurkan di Surabaya pada minggu ketiga Juli 2023.
Anak usaha PTPN, Energi Agro Nusantara atau Enero, bakal memasok bioetanol kepada Pertamina sebagai bahan campuran Pertamax baru yang akan dirilis pada awal Juli 2023.
Pertamina pernah menjual BBM bensin RON 95 dengan merek Pertamax Plus yang penjualannya dihentikan pada 2016. Pencampuran Pertamax dengan bioetanol akan meningkatkan kadar oktan dari 92 menjadi 95.
Kementerian ESDM menjamin produksi bioetanol untuk bahan campuran BBM jenis Pertamax tidak akan mengganggu sektor pangan seperti produksi gula dan kecap.
Presiden Joko Widodo meneken regulasi tentang percepatan swasembada gula dan penyediaan bioetanol demi mengamankan pasokan untuk BBM yang dicampur dengan bahan bakar nabati (BBN).
PTPN menyampaikan kemampuan perusahaan untuk memasok bioetanol ke Pertamina untuk bahan campuran BBM Pertamax, namun hanya 30.000 kiloliter (kl) per tahun.