Sri Mulyani Soroti Efek Pemulihan Ekonomi pada Lonjakan Emisi Karbon

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/POOL/rwa.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap ingin masyarakat dunia tetap bisa menjalan ekonomi tetapi juga mampu mencapai komitmen terhadap penanganan perubahan iklim.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
22/2/2022, 14.00 WIB

Bendahara negara itu ingin masyarakat dunia tetap bisa menjalan ekonomi tetapi  mencapai komitmen terhadap penanganan perubahan iklim. Apalagi, menurut dia, negara-negara berkembang seperti Indonesia masih perlu mendorong pembangunan lebih lanjut.

"Ini menjadi suatu tantangan bagaimana dalam kondis pascapandemi kita mampu mendesain pemulihan ekonomi yang lebih hijau, dimana emisi karbonnya lebih rendah," kata Sri Mulyani.

Dengan kondisi tersebut, dia mengatakan dunia saat ini tengah membicarakan berbagai strategi untuk mewujudkan tujuan tersebut, yakni melanjutkan pembangunan namun dengan output emisi CO2 yang lebih rendah. Komitmen bersama yang disepakati saat ini dan tertuang dalam Perjanjian Paris 2015 yakni mendorong agar suhu bumi tidak naik melebihi 1,5 derajat celcius.

Indonesia sendiri dalam komitmen dalam National dddd comm (NDC) berambisi mengurangi emisi karbon sampai 29% dengan usaha sendiri pada tahun 2030. Indonesia juga memiliki target lebih ambisius yaitu pengurangan 41% emisi karbon dengan dukungan dari internasional.

Bukan hanya Indonesia, Sri Mulyani mengatakan, beberapa negara dalam pertemuan COP26 Glasgow akhir tahun lalu juga menyampaikan komitmennya untuk mencapai netral karbon pada tahun 2060.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said