Subsidi Meluncur, ESDM Targetkan Lebih 6 Juta Motor Listrik Konversi

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.
Mekanik menyelesaikan proses konversi motor listrik dalam acara Electric Vehicle (EV) FUNDAY di Plaza Timur Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (18/12/2022).
Penulis: Happy Fajrian
7/3/2023, 13.25 WIB

Kementerian ESDM menargetkan dapat mengonversi 5% dari jumlah motor BBM yang beredar saat ini menjadi motor listrik. Menurut data Kepolisian Republik Indonesia (Polri), per akhir 2022 terdapat 126,99 juta unit sepeda motor yang beredar di jalanan di seluruh Indonesia.

Artinya, pemerintah menargetkan konversi lebih dari 6 juta motor BBM menjadi motor listrik pada 2030. “Diharapkan hal itu dapat mencapai penghematan BBM bagi pemerintah sebesar Rp 3 triliun per tahun,” kata Tenaga Ahli Menteri ESDM bidang Kelistrikan Sripeni Inten Cahyani, Selasa (7/3).

Hal tersebut disampaikan pada Seminar Nasional 100 Tahun Industri Otomotif Nasional bertema “Percepatan Industri & Ekosistem Baterai Menuju Percepatan Popularisasi Elektrifikasi di Indonesia”.

Sripeni mengatakan, target tersebut juga akan memberi efek ekonomi lainnya yang berasal dari perputaran ekonomi belanja komponen konversi dan jasa bengkel.

Untuk itu, ekosistem KBLBB diperlukan untuk mendorong penggunaan KBLBB secara masif. Ekosistem pentahelix, yaitu pemerintah selaku regulator, pelaku usaha industri hulu dan hilir, serta perkuatan sistem rantai pasok, dan akademisi.

Lembaga pendidikan diperlukan untuk mendorong percepatan kesiapan SDM dan adopsi teknologi melalui penelitian dan pengembangan, masyarakat yang diharapkan secara mandiri dan sukarela menggunakan KBLBB dan peran media yang mendorong edukasi dan informasi mengenai KBLBB.

“Peran pemerintah sangat penting menjadi katalisator dalam menciptakan iklim yang kondusif terjadinya harmonisasi unsur unsur pentahelix bekerja optimal,” ujar Sripeni.

Sripeni memaparkan, salah satu komponen utama KBLBB adalah baterai, di mana penguatan rantai pasok hulu hilir industri baterai dan skala ekonomi menjadi kunci ketersediaan baterai dalam negeri yang terjangkau.

Melalui kebijakan mandatory penggunaan KBLBB baik motor listrik baru maupun konversi diharapkan ditangkap sebagai sinyal positif bagi pelaku usaha untuk melakukan percepatan pembangunan industri KBLBB dan rantai pasok komponennya di Indonesia di dalam negeri.

Tanpa pabrikasi, tambahnya, dalam jumlah yang masif mencapai skala ekonomis, hal tersebut tidak efektif untuk menekan harga beli KBLBB oleh masyarakat.

Menurut dia, Indonesia memiliki daya saing kuat karena memiliki cadangan nikel terbesar dunia. Indonesia juga memiliki material baterai penting lainnya seperti aluminium, tembaga, mangan dan kobalt.

“Diperlukan dorongan fasilitas pembiayaan dan teknologi serta dukungan akses infrastruktur untuk menumbuhkan industri pengolahan mineral yang mendukung industri baterai nasional,” ujarnya.

Sripeni mengatakan, industri pengolahan nikel dalam program KBLBB dapat memberikan nilai tambah yang signifikan, antara lain lapangan pekerjaan 628 tenaga kerja per 1 gigawatt per hour (GWh) produksi baterai.

Melalui kebijakan program pilot project pemerintah pusat dan daerah termasuk kebijakan mandatory kepada BUMN yang telah diterbitkan diharapkan dapat menjadi inisiasi pengembangan investasi bagi para pelaku usaha EV, penyedia infrastruktur maupun rantai pasok komponen dan jasa penunjang .

“Hal ini sangat penting agar menjadi dorongan bagi pelaku usaha untuk menurunkan biaya produksi sehingga secara berangsur angsur akan dapat dijangkau oleh masyarakat umum,” kata Sripeni.

Subsidi Meluncur 20 Maret 2023

Pemerintah akan memberikan bantuan pembelian motor listrik baru maupun konversi kepada masyarakat masing-masing Rp 7 juta unit per tahun mulai 20 Maret 2023. Anggaran yang digelontorkan mencapai Rp 1,7 triliun.

“Sumber anggarannya dari DIPA Kementerian Perindustrian,” ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu, Senin (6/3).

Febrio menjelaskan, terdapat dua program bantuan pemerintah untuk kepemilikan motor listrik, yakni berupa pembelian unit baru dan konversi sepeda motor konvensional ke listrik. Besaran bantuan untuk kedua program ini sama, masing-masing Rp 7 juta per unit.

“Motor listrik yang mendapat bantuan pemerintah adalah yang diproduksi di Indonesia dengan TKDN 40% atau lebih,” ujar Febrio.

Ia juga menjelaskan syarat lain produsen motor yang pembelian unitnya dapat memperoleh bantuan adalah tidak menaikkan harga sejak pemerian bantuan diumumkan. Pemerintah juga memberikan bantuan dengan besaran yang sama untuk konversi sepeda motor BBM ke listrik.

Febrio menjelaskan, pemberian bantuan pembelian motor ini bersifat terbatas, yakni 200 ribu unit motor baru dan 50 ribu konversi motor. Target penerima bantuan adalah pelaku UMKM, khususnya peneriman KUR dan Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM).

Reporter: Antara