Kementerian ESDM bekerja sama dengan Pemerintah Australia untuk mengembangkan Carbon Capture Storage/Carbon Capture Utilization and Storage (CCS/CCUS).
Direktur Pembinaan Program Migas Kementerian ESDM Mustafid Gunawan mengatakan ini merupakan indak lanjut Letter of Intent (LoI) The Establishment of Energy Dialogue yang ditekan bersama Department of Climate Change, Energy, The Environment Water (DCCEEW) Australia pada 1 Semptember 2022.
Dalam kesepakatan ini, kedua negara menyusun program kerja sama energi dalam beberapa workstream. Antara lain, CCUS workstream dan energy and infrastructure resources workstream dengan lingkup kegiatan sharing knowledge, network and policy workshop, termasuk kegiatan site visit.
"Pemerintah Indonesia menyadari bahwa pengembangan CCS/CCUS membutuhkan kolaborasi dari seluruh pihak terkait dan pemangku kepentingan, termasuk dari sisi teknik, keselamatan, keekonomian dan penyusunan regulasi," ujar
Mustafid mengatakan bahwa kolaborasi dengan Australia ditujukan untuk berbagi informasi tentang kebijakan dan tantangan untuk menerapkan CCS/CCUS. Indonesia juga ingin mengetahui mekanisme regulasi baik perizinan maupun teknik implementasi terkait di Australia.
Kementerian ESDM juga menyebut saat ini terdapat 16 proyek di Indonesia yang masih dalam tahap studi atau persiapan. Juniarto Matasak Palilu, Subkoordinator Keteknikan Migas, mengatakan sebagian besar proyek CCS/CCUS tersebut ditargekan onstream sebelum 2030. Salah satu proyek CCUS yang dijagokan terletak di blok Tangguh, Papua barat.
"Kami juga memiliki pilot test yang sedang berlangsung di Lapangan Jatibarang oleh Pertamina sejak Oktober tahun lalu,” kata Juniarto dalam keterangan resmi.
Guna mengembangkan CCS/CCUS, Kementerian ESDM juga telah merilis Permen ESDM no.2/2023 pada awal Maret silam. Pemerintah akan fokus untuk mendukung pengembangan CCS atau CCUS melalui CO2-EOR atau EGR di wilayah kerja migas.