ThorCon Siapkan Rp17 T untuk Bangun PLTN Thorium di Pulau Gelasa Babel

Pixabay
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga nuklir
Penulis: Happy Fajrian
29/3/2023, 17.58 WIB

PT ThorCon Power Indonesia telah menyiapkan dana investasi Rp 17 triliun untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) berbasis thorium di Pulau Gelasa Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

“Kami mengharapkan kepastian hukum dari pemerintah pusat terkait PLTN Thorium di Pulau Gelasa ini,” kata Direktur Operasi ThorCon Power Indonesia Bob S. Effendi di Pangkalpinang, Rabu (29/3).

Ia mengatakan dana investasi sebesar Rp 17 triliun yang telah disiapkan untuk pembangunan PLTN Thorium di Pulau Gelasa Provinsi Kepulauan Babel ini tidak mungkin digelontorkan tanpa kepastian hukum dari pemerintah pusat.

“Kami mengharapkan pemerintah untuk memberikan payung Perpres, agar perubahan-perubahan terkait tata ruang yang dilakukan oleh pemprov dapat dipayungi oleh Perpres,” ujarnya.

Menurut dia, saat ini Dewan Energi Nasional (DEN) tengah merevisi ketetapan penting menyangkut posisi energi nuklir dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN).

“Yang pasti dengan adanya climate change dan kebijakan dunia internasional, pembangkit listrik tenaga batu bara yang menyumbang 68% listrik Indonesia harus ditutup bertahap di 2040. Oleh karena itu, dibutuhkan transisi ke energi lain yang memberikan nilai ekonomis dan kebermanfaatan yang sama atau lebih besar,” kata dia.

Ia mengatakan energi thorium dan nuklir merupakan sumber energi yang dapat memberikan nilai ekonomis dan kebermanfaatan yang lebih besar dari batubara sehingga peralihan dari batubara ke nuklir merupakan suatu hal yang tidak dapat terelakkan.

“Kami sendiri sudah melakukan berbagai kajian selama 2 tahun ini. Dari hasil menunjukkan setiap dampak dari PLTN Thorium ini dapat dimitigasi dan tidak memberikan dampak yang permanen bagi lingkungan,” ungkapnya.

Ia mengatakan pihaknya sudah membangun laboratorium bahan bakar yang bekerja sama dengan ITB yang ditargetkan akan commisioning setelah lebaran. Laboratorium yang telah dibangun dalam bentuk 2 kontainer nantinya akan menjadi cikal-bakal pabrik bahan bakar yang akan dibangun di Bangka Belitung.

Ia menambahkan dengan target pemerintah sebesar 8 gigawatt listrik dari PLTN tahun 2040 dan 54 gigawatt pada 2060, maka PLTN pertama ditargetkan beroperasi tahun 2032. Jadwal ini sesuai dengan timeline yang pihaknya ajukan pada pemerintah yang mana Commercial Operation Date (COD) pada tahun 2031-2032.

“Selama 2 tahun ini kami telah melakukan berbagai macam kajian. Prosesnya masih panjang tapi ini adalah langkah awal pembangunan. Kita tidak lagi dapat menutup mata terkait kebermanfaatan dari energi nuklir ini,” katanya.

Apa Itu Thorium

Sebagai informasi, thorium merupakan unsur kimia logam radioaktif lemah dengan simbol Th dan nomor atom 90. Thorium berwarna keperakan dan bernoda hitam ketika terkena udara, membentuk torium dioksida. Thorium disebut empat kali lebih banyak dibandingkan uranium, mudah dibentuk dan memiliki titik leleh yang tinggi.

Thorium lebih aman dan lebih efisien untuk ditambang daripada uranium, sehingga membuatnya lebih ramah lingkungan. Persentase thorium yang ditemukan dalam bijihnya umumnya lebih besar daripada persentase uranium yang ditemukan dalam bijihnya, sehingga lebih hemat biaya.

Sangat mungkin untuk membangun reaktor nuklir yang berbasis thorium, alih-alih uranium yang lebih umum digunakan. Reaktor thorium kemungkinan akan lebih aman karena stabilitas bahan bakar berbasis thorium lebih baik dibandingkan uranium, dan tidak dapat dibuat menjadi senjata nuklir.

Para pelobi thorium mengklaim bahwa satu ton thorium yang dibakar dalam molten salt reactor (MSR) yang menggunakan bahan bakar cair alih-alih bahan bakar padat, dapat menghasilkan energi sebesar satu gigawatt. Reaktor tradisional perlu membakar 250 ton uranium untuk menghasilkan jumlah energi yang sama.

Reporter: Antara