Kadin memastikan program energi terbarukan termasuk inisiatif Net Zero Hub tetap berjalan, meskipun Ketua NZH Muhammad Yusrizki tersandung dugaan kasus korupsi BTS.
Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Organisasi, Hukum dan Komunikasi Kamar Dagang Industri (Kadin) Yukki Nugrahawan mengatakan Dharsono Hartono akan menggantikan posisi Yusrizki. Selain sebagai Pejabat Sementara (Pjs) Ketua Komite Tetap Energi Baru dan Terbarukan (Kontap EBT), Dharsono juga akan memimpin program Kadin Net Zero Hub (NZH).
“Pelayanan dan program Kadin NZH akan berjalan seperti biasa. Kami akan melanjutkan apa yang sudah diupayakan Pak Yusrizki di bidang ini,” katanya saat dihubungi Katadata, Jumat (16/6).
Net Zero Hub merupakan inisiatif Kadin untuk membantu perusahaan memulai perjalanan menuju emisi bersih. Pada Maret silam, Kadin NZH telah memulai Corporate Assistance Program (CAP) dengan menginkubasi 10 perusahaan. Kesepuluh perusahaan tersebut adalah PT Ever Shine Tex Tbk, PT Pan Brothers Tbk, PT Chemstar Indonesia Tbk, PT Avia Avian Tbk, PT Omega Mas, PT Buana Triarta, PT Honicel Indonesia, PT Samora Usaha Makmur, PT Indo Oil Perkasa, dan PT Hakiki Donarta.
Para perusahaan ini dibantu untuk menyusun komitmen target emisi berdasarkan Science-Based Technology Initiative (SBTi). CAP merupakan program pendampingan teknis intensif yang diselenggarakan selama 5 bulan.
Program ini ditujukan untuk membantu perusahaan menginventarisasi dan menghitung emisi gas rumah kaca (GRK) scope 1, 2, dan 3 serta berkomitmen pada net zero. Scope 1 adalah emisi yang keluar secara langsung, scope 2 merupakan emisi tidak langsung dari konsumsi perusahaan. Sedangkan scope 3 adalah emisi tidak langsung lainnya yang dihasilkan dalam rantai nilai perusahaan.
CAP memfasilitasi mulai dari pelatihan, konsultasi 1:1 bersama mentor, sesi berbagi praktik terbaik industri, pre-assessment, dan panduan serta tools yang telah disesuaikan dengan konteks Indonesia.
Sementara itu, Dharsono memang bukan sosok baru di sektor lingkungan. Ia merupakan CEO PT Rimba Makmur Utama yang bergerak di sektor perdagangan karbon. Perusahaan ini memanfaatkan konsesi seluas 157.875 hektare di Kalimantan Tengah untuk menjalankan skema karbon. Inisiatif yang disebut Katingan Mentaya Project ini menjadi salah satu proyek karbon pertama dan terbesar di dunia.
Sebelum ditunjuk sebagai Pjs Kontap EBT Kadin dan Net Zero Hub, Dharsono juga memimpin inisiatif perdagangan karbon di lingkup Asia Tenggara. Ia merupakan Lead Legacy ASEAN Carbon Center of Excellence yang berada di bawah payung ASEAN Advisory Council (BAC). Salah satu programnya yakni menginisiasi aliansi perdagangan karbon Asia Tenggara yang akan diluncurkan pada September mendatang.