PLN bersama Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dan PT Prima Energi Lestari membangun Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) berkapasitas 12 megawatt (MW) di Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh.
Peletakan batu pertama pembangunan PLTBm di Kabupaten Aceh Tamiang yang dilakukan oleh General Manager PLN UID Aceh, Parulian Noviandri didampingi PJ Bupati Aceh Tamiang Meurah Budiman dan Wakil Komisaris PT Prima Energi Lestari, Karimun Usman pada Selasa (25/7).
Budiman meyakini keberadaan PLTBm dapat mengurangi masalah sampah sekaligus hanya akan perekonomian masyarakat. Alasannya, PLTBm adalah pembangkit listrik berbahan baku limbah padat yang diolah dari sampah sekitar, seperti tandan kosong kelapa sawit yang banyak di sekitar lokasi usaha masyarakat.
"Seluruh masyarakat mendukung penuh pembangunan PLTBm ini. Harapannya, dalam dua tahun sudah dapat beroperasi,” kata Budiman dalam siaran pers pada Rabu (26/7).
General Manager PLN UID Aceh Parulian, Noviandri, mengatakan hadirnya PLTBm ini diharap mampu memperkuat kelistrikan di Aceh sekaligus mengganti bahan bakar berbasis fosil menuju energi terbarukan.
“Pembakaran minyak fosil memang paling cepat, tetapi mahal secara operasional, ditambah harga harga bakar fosil relatif terus meningkat. Apabila PLTBm 12 MW beroperasi, maka akan menggantikan bahan bakar fosil ke energi terbarukan yang lebih murah dan lebih bersih,” jelas Noviandri.
Lebih lanjut, kata Noviandri, kondisi listrik Aceh saat ini surplus sebesar 255 MW dengan daya mampu sebesar 822 MW serta beban puncaknya 567 MW. Ke depan, sistem kelistrikan Aceh akan bertambahan 290 MW sampai dengan akhir tahun 2024.
“Saat ini, PLN melayani lebih dari 1,6 juta pelanggan di Aceh dengan lebih dari 86% pelanggan rumah tangga. Dengan sistem kelistrikan Aceh yang semakin andal dan penambahan pembangkit ini, kami harapkan semakin banyak investasi di Aceh sehingga bisa menyerap surplus energi listrik,” terangnya.
Wakil Komisaris PT Prima Energi Lestari selaku pengelola PLTBm Aceh Tamiang, Karimun Usman, mengatakan pembangunan proyek yang telah diinisiasi sejak beberapa tahun terakhir ini ditargetkan selesai dalam waktu 1,5 tahun.