PLN: Pakai Motor Listrik, Masyarakat Bisa Hemat Biaya Hingga 75%

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/tom.
Pengunjung mengendarai sepeda motor listrik pada pameran Indonesia Internasional Motor Show (IIMS) di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Senin (20/2/2023).
Penulis: Nadya Zahira
25/8/2023, 14.34 WIB

PT PLN (Persero) terus memperluas ekosistem kendaraan listrik termasuk motor listrik. Pasalnya, saat ini kendaraan tersebut sudah banyak diminati oleh masyarakat karena ramah lingkungan, dan lebih hemat dari sisi biaya operasional maupun perawatannya.

Executive Vice President Pelayanan Pelanggan Retail PLN, Tonny Bellamy menyampaikan, masyarakat yang beralih menggunakan kendaraan listrik juga akan mendapatkan keuntungan yaitu, bisa menghemat biaya operasional hampir 80%

Tonny menjelaskan terkait penghematan biaya tersebut, perbandingannya cukup jauh antara biaya untuk motor listrik dengan motor BBM. Motor listrik masyarakat hanya perlu mengeluarkan sekitar Rp 2.500 untuk jarak 50 kilometer (km) dengan asumsi tarif listrik Rp 1.699 per kilowatt hour (kWh).

Sedangkan jika menggunakan motor BBM, biayanya sekitar Rp 13.000 untuk menempuh jarak yang sama, “Selain lebih ramah lingkungan, juga sangat menghemat biaya operasional. Maka dari itu, kendaraan listrik kini jadi pilihan utama keluarga di Indonesia," ucap Tonny melalui keterangan resmi, Jumat (25/8).

Selain itu, dia menanggapi masyarakat yang berpendapat bahwa peralihan dari sepeda motor BBM ke sepeda motor listrik percuma, lantaran 60% sumber listrik yang ada di Indonesia saat ini masih bersumber dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

Dalam hal itu dia mengatakan, penggunaan kendaraan listrik tidaklah percuma, karena dengan menggunakan kendaraan listrik dalam satu hari saja bisa mengurangi emisi hingga 50%. “Apalagi ke depan kita sedang melakukan transisi energi, dan ke depan penggunaan energi ramah lingkungan akan terus meningkat," kata dia.

Untuk itu, dia menggambarkan bahwa satu liter bahan bakar minyak (BBM) setara dengan 1,2 kilowatt hour (kWh) listrik. Sedangkan emisi karbon satu liter BBM setara dengan 2,4 kilogram (kg) CO2e, kemudian 1,2 kWh listrik emisinya setara 1,2 kg CO2e.

Di sisi lain, Tonny juga mengatakan bahwa PLN terus berkomitmen dalam mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik. Salah satunya dengan terus membangun infrastruktur yang memadai di Tanah Air.

Saat ini PLN telah mengoperasikan lebih dari 600 stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU), lebih dari 1.400 stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU), serta lebih dari 9.000 stasiun pengisian listrik umum (SPLU). “Jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan pertumbuhan kendaraan listrik di Tanah Air,” ujarnya.

Dia mengatakan, PLN juga menyediakan layanan home charging yang memudahkan pengguna melakukan pengisian daya di rumah. Oleh sebab itu, dia menghimbau kepada masyarakat untuk tidak perlu risau kehabisan daya, karena infrastrukturnya sudah sangat lengkap.

Investasi Produk Baterai Kendaraan Listrik

Berdasarkan hasil analisis Institute for Essential Services Reform (IESR) yang mengolah data Rigel Capital 2022 dan Indonesia Battery Corporation (IBC) 2021, nilai investasi untuk produksi baterai kendaraan listrik mencapai US$ 15 miliar atau Rp 224,83 triliun. Ini menjadi komponen yang paling banyak ditanami modal oleh investor.

Kedua, Original Equipment Manufacturer (OEM) yang senilai US$ 5,2 miliar atau Rp 77,94 triliun. OEM mengacu pada perusahaan pembuat komponen yang kemudian akan menjual kembali barangnya ke perusahaan lain.

Ketiga adalah pertambangan untuk kendaraan listrik, dengan nilai US$ 160 juta atau Rp 2,39 triliun. Keempat, yang paling sedikit adalah pabrik daur ulang sebesar US$ 30 juta atau Rp 449,66 miliar.

Reporter: Nadya Zahira