Jokowi Bidik Energi Bersih Usai Jepang Batal Danai PLTU Indramayu
Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara terkait langkah Pemerintah Jepang yang menghentikan pinjaman kepada Indonesia untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara di Indramayu, Jawa Barat.
Rencana pembangunan PLTU Indramayu Jawa Barat berkapasitas 2 x 1.000 megawatt (MW) batal karena Japan International Cooperation Agency atau JICA menghentikan pemberian pinjaman pada Juni tahun lalu.
Jokowi mengatakan pemerintah akan mengandalkan pembangkit listrik energi terbarukan untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional. Jokowi menyebut pembangunan PLTU batu bara masih bisa dilakukan dengan syarat menggunakan teknologi super critical.
Teknologi yang dimaksud yakni ketahanan boiler pada temperatur tinggi dan kemampuannya dalam mengolah batu bara. Semakin terkini teknologi yang dipasang pada boiler, ketahanan PLTU akan semakin baik serta mampu mengolah batu bara rendah kalori dan ramah lingkungan.
"Kalau ada PLTU itu harus super critical semuanya, standar-standarnya itu saya kira di Kementerian ESDM tahu semua," ujar Jokowi.
Keputusan Jepang untuk menghentikan pendanaan kepada proyek PLTU batu bara Indramayu merupakan tanggapan atas kritik internasional terhadap PLTU yang menjadi sumber utama emisi gas rumah kaca.
Sebelumnya, Sekretaris Pers Kementerian Luar Negeri Jepang, Hikariko Ono, mengatakan pihaknya tidak dapat melanjutkan pinjaman lebih jauh untuk proyek pembangunan PLTU Indramayu dan PLTU Matarbari di Bangladesh.
Adapun proyek PLTU Indramayu dan PLTU Matarbari masih dalam tahap survei yang didukung pendanaan dari pemerintah Jepang. Pembangunan dua PLTU itu belum berlanjut ke tahap konstruksi.
Lebih lanjut, Jokowi menerangkan pengadaan listrik domestik ke depan bakal mengutamakan produksi setrum dari pembangkit ramah lingkungan seperti pembangkit listrik tenaga air, surya, angin dan panas bumi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebut wilayah Jawa Barat sebagai salah satu daerah di Indonesia yang punya potensi pengembangan pembangkit listrik energi terbarukan yang cukup besar.
Salah satunya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung Waduk Cirata yang akan mulai beroperasi pada akhir November 2023. PLTS ini merupakan proyek dari perusahaan patungan antara PLN dan perusahaan asal Uni Emirat Arab, Masdar.
Proyek PLTS itu memiliki kapasitas pembangkit 145 megawatt (MW) dengan harga listrik 5,8 sen dolar per kilowatt jam (kWh). Dengan memanfaatkan lahan apung seluas 250 hektare atau 3% dari total luas permukaan waduk, PLTS Cirata diprediksi menghasilkan energi hijau hingga 245 juta kWh per tahun.
Ini dinilai akan mengurangi emisi karbon dioksida 214.000 ton per tahun. "Saya kira di Jawa Barat ini besar, mau kita resmikan di Cirata," ujar Jokowi.