BRIN Jadikan Pulau Semau NTT Proyek Percontohan Energi Hidrogen

123rf.com/Alexander Kirch
Ilustrasi energi hidrogen
18/10/2023, 13.19 WIB

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjadikan Pulau Semau, Nusa Tenggara Timur, sebagai proyek percontohan atau pilot project untuk menghadirkan fuel cell sebagai pembangkit energi baru terbarukan yang mengubah hidrogen menjadi listrik.

“Solusi kami akan mengurangi diesel,” ujar Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional Prof Eniya Listiani Dewi di Jakarta, Selasa (17/10), dikutip dari Antara.

Eniya menjelaskan bahwa BRIN akan memanfaatkan intermiten atau jeda penggunaan energi dari fotovoltaik yang tidak digunakan pada siang hari. Energi tersebut yang kemudian digunakan oleh BRIN untuk mengubah hidrogen menjadi listrik.

Hal tersebut, kata Eniya, merupakan hasil dari kolaborasi antara BRIN, PLN, dan sejumlah pihak swasta. “Ke depan, kami memprediksi banyak sekali penggunaan hidrogen, terlebih dari transportasi,” ucap Eniya.

Ia menyoroti sejumlah sektor yang memungkinkan untuk menggunakan hidrogen sebagai sumber energi secara maksimal, yakni pembangkit listrik dan grid balancing, transportasi, bahan bakar industri dan industri kimia, hingga pemukiman dan operasional gedung. Grid balancing merupakan sebuah proses yang memastikan produksi listrik seimbang dengan kebutuhan listrik.

“Ini harus step by step,” kata Eniya.

Indonesia Ditargetkan Jadi Pemasok Hidrogen Hijau

Sebelumnya, Wakil Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Amarulla Octavian membidik Indonesia untuk menjadi pemasok hidrogen hijau dalam pasar global guna mewujudkan misi NZE.

Amarulla memaparkan bahwa riset tersebut meliputi penguasaan teknologi kunci, seperti pengembangan material sel bahan bakar (fuel cell) dan elektrolisis.

Amarulla menjelaskan riset tersebut juga mencakup teknologi penyimpanan hidrogen, produksi hidrogen hijau, serta pemanfaatan hidrogen sebagai bahan bakar di sektor transportasi atau hidrogen vehicle.

Menurut International Energy Agency (IEA), penggunaan bahan bakar hidrogen (hydrogen fuel) masih di bawah 0,1% dari total energi dunia pada 2020. Namun, porsinya ditargetkan terus naik dalam beberapa dekade mendatang.

"Pada 2030 (penggunaan bahan bakar hidrogen) akan menjadi 2% dari total konsumsi energi final, dan mencapai 10% pada 2050," jelas IEA dalam laporan Global Hydrogen Review 2021.

Bahan bakar hidrogen (hydrogen fuel) dilaporkan memiliki emisi yang sangat minim serta bisa menjadi sumber energi untuk peralatan elektronik, kendaraan elektrik, sampai pembangkitan listrik skala besar.

Namun, proses produksi energi jenis ini masih sangat mahal, sehingga memerlukan investasi untuk mendorong penelitian dan pengembangan lebih lanjut.

 Berdasarkan data IEA, komitmen investasi terbesar di skala global untuk pengembangan energi hidrogen berasal dari Jerman, yakni mencapai US$10,3 miliar pada 2021. Sedangkan di kawasan Asia, komitmen investasi paling besarnya berasal dari Jepang, yakni US$6,5 miliar.